Jerman Dipermalukan Slovakia, Schweinsteiger: Malu-Maluin Banget!

Jerman mengalami kekalahan mengejutkan saat berhadapan dengan Slovakia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Tehelné Pole, Bratislava, pada Kamis (4/9/2025) malam, berakhir dengan skor 0-2 untuk tuan rumah. Kekecewaan mendalam dirasakan oleh legenda Timnas Jerman, Bastian Schweinsteiger, yang tidak segan-segan melontarkan kritik pedas terhadap performa tim.

Skuad Jerman, di bawah asuhan pelatih Julian Nagelsmann, diharapkan mampu meraih poin penuh pada laga pembuka Grup A. Dengan mengandalkan pemain bintang seperti Florian Wirtz, Joshua Kimmich, dan Nick Woltemade, Jerman dianggap memiliki potensi yang kuat untuk bersaing di papan atas. Namun, ekspektasi tersebut hancur lebur saat di lapangan, ketika mereka terganjal oleh ketangguhan pertahanan Slovakia yang disiplin.

Pertandingan ini menjadi sorotan karena Jerman hanya mampu melakukan tiga tembakan tepat sasaran dari total 14 upaya. Sementara itu, Slovakia berhasil mencetak dua gol melalui David Hancko dan David Strelec, menambah derita tim Der Panzer. “Kami sangat buruk. Umpan tidak akurat, tidak ada ancaman, dan setelah kebobolan, bahasa tubuh pemain langsung hilang,” tegas Schweinsteiger, menggambarkan situasi pelik yang dihadapi timnya.

Kekalahan ini menjadi lebih menyakitkan bagi fans Jerman, yang terlihat mencemooh tim. “Saya harus berpikir, kapan terakhir kali fans Jerman mencemooh dan mengibaskan tangan ke arah pemainnya? Itu menyakitkan hati saya,” tambah Schweinsteiger, menunjukkan betapa dalamnya kekecewaannya.

Dua pemuda berbakat, Wirtz dan Woltemade, juga mendapat kritik tajam. Wirtz, yang baru pindah ke Liverpool dengan nilai transfer mencapai £116 juta, tampil mengecewakan dan minim kontribusi. Woltemade, yang baru direkrut Newcastle dengan harga £65 juta, juga tidak menunjukkan performa yang diharapkan. “Lihat saja Milan Skriniar di lini belakang Slovakia. Tidak ada satu pun pemain Jerman yang bisa menandingi ketangguhannya,” ujar Schweinsteiger, merujuk pada perbandingan pengalaman antara kedua tim.

Kekecewaan tidak hanya datang dari mantan pemain, tetapi juga dari dalam tim itu sendiri. Bek Jonathan Tah mengaku Jerman tampil sangat lemah dan patut menerima kekalahan. “Secara keseluruhan kami tidak punya kontrol dan pantas kalah. Itu tidak bisa dipungkiri. Penampilan kami sangat buruk,” ujarnya. Pengakuan ini menunjukkan bahwa masalah bukan hanya terletak pada strategi, tetapi juga pada mentalitas para pemain.

Kekalahan ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Jerman, yang selama ini dikenal sebagai salah satu raksasa sepak bola dunia. Dengan hasil ini, tim harus segera berbenah jika ingin kembali ke jalur kemenangan di laga-laga berikutnya. Penampilan yang tidak konsisten dan kurangnya semangat juang menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi oleh Nagelsmann dan skuadnya.

Laga selanjutnya menjadi kesempatan bagi Jerman untuk membuktikan diri. Tim ini harus memperbaiki semua aspek permainan untuk menghindari kekalahan yang lebih memalukan di hadapan publiknya sendiri. Banyak yang berharap, setelah urutan mundur ini, Jerman dapat kembali menampilkan sisi terbaik mereka demi meraih impian di Piala Dunia.

Organisasi dan kerjasama tim di lapangan harus menjadi fokus utama. Di tengah sorotan media yang tajam dan ekspektasi tinggi dari para penggemar, setiap pemain harus menyadari bahwa penampilan mereka pada laga-laga mendatang akan sangat menentukan masa depan Timnas Jerman di pentas internasional.

Exit mobile version