Pemain veteran Achmad Jufriyanto kembali ke skuad Persib Bandung setelah pulih dari cedera patah tulang rusuk yang dialaminya dalam laga pramusim. Di usia 38 tahun, Jufriyanto tidak hanya dapat melanjutkan karier sebagai pemain aktif di Super League 2025/26, tetapi juga mendapatkan tugas tambahan yang sangat krusial bagi tim, yakni sebagai mentor untuk pemain muda.
Pelatih Persib, Bojan Hodak, menjelaskan bahwa Jufriyanto akan berperan sebagai mentor, membantu tim pelatih, dan tetap berkontribusi sebagai pemain saat diperlukan. “Dia akan menjadi mentor untuk para pemain muda. Dia juga akan membantu tim pelatih dan jika kami membutuhkan dia. Dia masih bisa bermain, tetapi paling banyak dia akan lebih bekerja sebagai pelatih,” ungkap Hodak kepada awak media pada 7 September 2025.
Jufriyanto, yang akrab disapa Jupe, sudah mempersembahkan tiga gelar juara untuk Persib. Selain kembali ke tim, dia kini sedang mengikuti kursus kepelatihan A AFC, menunjukkan keseriusannya untuk terlibat lebih dalam dalam pengembangan tim. “Dia akan kembali gabung dan akan menjadi pemain-pelatih,” lanjut Hodak.
Dalam posisi barunya, Jufriyanto memiliki tanggung jawab untuk membantu enam pemain muda yang saat ini berada di skuad, antara lain Rhaka Syafaka, Fitrah Maulana, Kevin Pasha, Nazriel Alfaro, Zulkifli Lukmansyah, dan Athaya Zahran. Pemain-pemain ini merupakan bagian dari skuad U-20 dan diharapkan dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan tim senior.
Menyinggung tugasnya sebagai mentor, Jufriyanto menekankan pentingnya menciptakan suasana yang nyaman bagi pemain muda. “Tugas saya adalah bagaimana caranya mereka merasa diterima di tim ini,” ungkapnya. Dia menyadari bahwa banyak pemain muda yang mungkin merasa canggung saat pertama kali bergabung dengan skuad senior. Oleh karena itu, dia berencana untuk mengatasi masalah ini secara bertahap, memastikan bahwa mereka dapat memiliki kepercayaan diri dan bertumbuh dalam pengalaman.
Jufriyanto juga menunjukkan bahwa penting untuk memfasilitasi interaksi antara pemain baru, seperti Saddil Ramdani dan Alfeandra Dewangga, dengan pemain muda. “Mereka secara pengalaman sudah ada, tentunya sudah bisa beradaptasi,” kata Jupe tentang kebutuhan untuk membantu semua pemain merasa saling mendukung.
Melihat komposisi tim yang mayoritas diisi oleh pemain muda, pendekatan Jufriyanto diharapkan dapat mendatangkan manfaat. Dengan pengalaman yang dimilikinya, terutama setelah bertahun-tahun bermain di level tertinggi, dia dapat berbagi wawasan dan pengalaman yang berharga. “Proses ini dilakukan secara bertahap agar pemain muda dapat diterima dengan baik oleh tim,” tambahnya.
Peran Jufriyanto sebagai pemain-pelatih ini menunjukkan bagaimana klub seperti Persib tidak hanya fokus pada hasil di lapangan, tetapi juga pada pengembangan jangka panjang tim. Dengan memanfaatkan pengalaman pemain senior seperti Jufriyanto, Persib berharap dapat membangun generasi baru yang seimbang antara pengalaman dan potensi muda.
Persib Bandung, sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia, selalu berusaha untuk menjaga tradisi dan reputasinya. Kembalinya Jufriyanto tidak hanya memberikan kekuatan di lini belakang, tetapi juga memberikan harapan baru bagi para pemain muda untuk berkembang dan berkontribusi bagi tim, yang diharapkan dapat membawa sukses di kompetisi yang akan datang.
