Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, baru-baru ini menegaskan rencananya untuk mengunjungi semua klub yang berpartisipasi dalam Super League 2025-2026. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami dinamika sepak bola Indonesia serta tantangan yang dihadapi setiap klub.
Alexander Zwiers, yang resmi menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI pada 25 Agustus 2025, memulai misinya dengan mengunjungi Persebaya Surabaya pada 9 September 2025. Dalam kunjungan tersebut, Zwiers berdiskusi dengan jajaran tim pelatih Persebaya. Dia mengapresiasi ekosistem yang dibangun klub ini, yang telah melahirkan banyak pemain berpotensi bagi tim nasional Indonesia.
“Saya pikir (Persebaya) adalah klub dengan karakter spesial. Mereka memiliki identitas yang jelas dan kerja sama yang baik dengan klub lainnya,” ungkap Zwiers, seperti yang dilansir oleh laman resmi PT Liga Indonesia Baru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar klub dalam mendukung pengembangan sepak bola di Indonesia.
Zwiers, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknik di Yordania, mengincar kunjungan ke semua klub Super League. Dia berharap bahwa interaksinya dengan masing-masing klub dapat memberikan wawasan mengenai tantangan dan kekuatan yang mereka hadapi. “Kami berusaha mengunjungi semua klub untuk memahami ekosistem sepak bola Indonesia,” tambahnya.
Pelatih Persebaya, Eduardo Perez, menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, kunjungan Zwiers dapat memberikan motivasi tambahan bagi klub dan mendukung upaya perbaikan dan pengembangan ke depan. “Jika dia membutuhkan, kami ada di sini. Semua orang bekerja untuk meningkatkan sepak bola Indonesia,” tegas Perez.
Rencana Zwiers untuk menjelajahi klub-klub Super League menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan sepak bola nasional. Dia ingin mendengar dari klub-klub langsung mengenai kendala yang dihadapi serta tujuan yang ingin mereka capai. Melalui pendekatan ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang lebih baik antara federasi, klub, dan pelatih.
Dalam perjalanan ini, Zwiers tidak hanya berbicara tentang standar pelatihan atau manajerial, tetapi juga berinteraksi dengan para pemain dan staf klub. Hal ini penting untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki setiap klub serta bagaimana mereka bisa berkontribusi lebih banyak lagi ke sepak bola Indonesia.
PSSI, di bawah arahan Zwiers, tampaknya mengambil langkah strategis untuk memperkuat fondasi sepak bola tanah air. Dengan mendatangi semua klub, PSSI berupaya menciptakan keterikatan emosional dan dukungan langsung kepada mereka. Ini akan menjadi langkah positif menuju pembinaan yang lebih sistematis dan terarah.
Momen ini juga menjadi kesempatan bagi setiap klub untuk mengemukakan pandangan mereka mengenai liga, serta kelemahan yang perlu diperbaiki. Dalam konteks itu, Zwiers memiliki peran krusial untuk menjadi mediator antara berbagai kepentingan yang ada di sepak bola Indonesia.
Alexander Zwiers menunjukkan bahwa langkah awalnya di Persebaya bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi langkah nyata dalam upaya memperkuat pengembangan sepak bola nasional. Panggilan untuk mendengarkan setiap klub dan memahami kebutuhan mereka menunjukkan keseriusan Zwiers dalam menjadikan sepak bola Indonesia lebih kuat dan kompetitif.
Tidak hanya itu, upaya Zwiers bisa menjadi contoh bagi pengurus dan pelatih lain dalam melakukan kolaborasi dan komunikasi yang lebih efektif. Membangun jaringan solid antara klub, pelatih, dan federasi akan menghasilkan dampak positif jangka panjang untuk peningkatan kualitas permainan.
Menarik untuk melihat bagaimana rencana Zwiers ini akan terimplementasi di lapangan. Diharapkan, kunjungan-kunjungan yang dilakukan dapat membawa perubahan signifikan dalam pengembangan sistematis liga serta menciptakan atmosfer kompetisi yang sehat di Indonesia.
