Langkah ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando dan Bagas Maulana, terhenti pada babak 32 besar Korea Open 2025. Pertandingan yang berlangsung pada Rabu, 24 September 2025, mempertemukan mereka dengan ganda tuan rumah, Lee Jongmin dan Wang Chan. Setelah melalui pertarungan ketat selama tiga gim, Leo/Bagas harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 18-21, 21-17, dan 22-24, yang menjadi tanda akhir perjalanan mereka di turnamen bergengsi tersebut.
Setelah pertandingan, Bagas mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil tersebut. “Kami sudah berusaha di lapangan, tapi ini jadi pembelajaran yang penting. Tahun lalu kami juara di sini, tetapi setelah itu performa menurun. Kami harus lebih giat berlatih karena lawan sekarang makin bagus,” katanya. Pernyataan ini mencerminkan kesadaran para atlet akan perubahan dinamika dalam dunia bulu tangkis, di mana setiap pertandingan membawa tantangan yang berbeda.
Leo juga memberikan pandangan tentang permainan mereka, terutama di gim penentuan. “Setelah interval gim ketiga, kami tidak bisa memanfaatkan keadaan. Padahal sudah unggul jauh, tetapi saya banyak mati sendiri. Sangat disayangkan,” ujarnya. Ungkapan ketidakpuasan tersebut menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki kesempatan untuk menang, sejumlah kesalahan individu membuat mereka kehilangan momentum yang krusial.
Lawan mereka, Lee Jongmin dan Wang Chan, menunjukkan performa yang konsisten dan mampu menjaga pola permainan yang solid. Leo mencatat, “Tidak ada perubahan pola, mereka tetap bermain panjang dan berani mengangkat bola. Bedanya, pertahanan mereka lebih rapat dan sulit ditembus.” Ini merupakan pengingat bagi Leo/Bagas bahwa karakteristik dan gaya permainan lawan kerap kali membutuhkan penyesuaian strategi yang efektif.
Ganda putra Indonesia ini jelas memiliki pencapaian yang sebelumnya mengesankan, terutama setelah berhasil meraih gelar juara di Korea Open tahun lalu. Namun, setelah turnamen tersebut, mereka telah mengalami penurunan performa yang cukup signifikan, dan kekalahan ini menjadi sinyal penting untuk mengevaluasi kembali strategi dan persiapan mereka.
Korea Open 2025 bukanlah hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi arena pembelajaran bagi seluruh atlet, terutama bagi Leo dan Bagas yang masih relatif muda dan berpotensi besar di dunia bulu tangkis internasional. Keduanya diharapkan dapat mengambil hikmah dari kekalahan ini dan berusaha lebih keras untuk meraih prestasi yang lebih baik di masa mendatang.
Dalam kancah bulu tangkis, ganda putra Indonesia sering kali menjadi sorotan. Dengan banyaknya talenta muda yang muncul, persaingan di tingkat internasional semakin ketat. Ini menunjukkan bahwa atlet tidak hanya berjuang melawan lawan-lawannya, tetapi juga melawan waktu dan perubahan gaya permainan yang terus berkembang.
Di sisi lain, performa dan strategi pelatih juga akan menjadi sorotan, karena mereka bertanggung jawab dalam membangun kesiapan fisik dan mental para pemain. Pelatihan yang komprehensif dan adaptasi strategi dalam menghadapi lawan yang semakin berkualitas akan menjadi kunci untuk kebangkitan Leo/Bagas atau ganda putra Indonesia lainnya di turnamen mendatang.
Korea Open 2025 menjadi salah satu turnamen penting dalam kalender bulu tangkis, mengingat prestisiusnya dan banyaknya perhatian dari penggemar. Harapan untuk melihat ganda putra Indonesia kembali bersinar tetap tinggi, di mana pengalaman dan pelajaran dari setiap kekalahan akan menjadi pendorong untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Kedepannya, evaluasi dari pertandingan ini menjadi langkah awal yang penting untuk terakhir kali mereka bertanding di ganda putra internasional. Penampilan yang lebih baik di ajang berikutnya menjadi harapan yang diincar oleh semua pihak yang mendukung bulu tangkis Indonesia.
