Jelang laga krusial dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia dihadapkan pada tiga gangguan nonteknis yang bisa mengganggu performa mereka. Faktor-faktor ini terungkap dari pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang menyoroti tantangan besar di luar lapangan. Masalah ini terkait dengan jadwal pertandingan yang tidak ideal, penunjukan wasit yang kontroversial, serta terbatasnya kuota suporter yang dapat mendukung tim secara langsung.
1. Jadwal Pertandingan yang Mepet
Salah satu permasalahan mencolok adalah ketidakidealannya jadwal pertandingan. Timnas Indonesia harus bersiap menghadapi Arab Saudi dengan waktu persiapan yang sangat terbatas. Para pemain diaspora yang bermain di Eropa dijadwalkan baru tiba di tanah air pada tanggal 6 Oktober, hanya satu hari sebelum pertandingan. “Banyak pemain yang baru bisa mendarat tanggal 6, dengan latihan hanya sehari sebelum pertandingan,” ungkap Erick Thohir.
Menyikapi hal ini, PSSI melakukan lobi intensif kepada AFC untuk mendapatkan penjadwalan ulang. Komitmen PSSI membuahkan hasil positif, di mana AFC memutuskan untuk mengubah waktu kick-off melawan Irak dari 18.00 menjadi 22.30 waktu setempat. Perubahan ini memberi kesempatan berharga bagi pemain untuk memulihkan diri sebelum bertanding.
2. Wasit Kontroversial Mengintai
Selain masalah jadwal, perhatian PSSI juga tertuju pada penunjukan wasit untuk pertandingan ini. AFC menunjuk wasit asal Kuwait, Ahmed Al-Ali, untuk memimpin laga melawan Arab Saudi. Penunjukan ini dinilai bermasalah karena berpotensi memengaruhi netralitas pertandingan. PSSI sebelumnya sudah meminta agar wasit dari regional Timur Tengah tidak ditugaskan untuk menjaga objektivitas.
Keputusan AFC menjadi semakin rumit dengan ditunjuknya Ma Ning dari China untuk pertandingan kontra Irak. Ma Ning dikenal luas setelah menjadi sorotan akibat keputusan yang kontroversial saat memberi tiga penalti kepada tuan rumah Qatar di final Piala Asia 2023, yang mengundang protes dari banyak pihak.
3. Kuota Suporter yang Dibatasi
Masalah lainnya datang dari alokasi tiket untuk suporter, yang sangat terbatas. Erick Thohir menyatakan, hanya 8 persen dari total kapasitas stadion yang dialokasikan untuk pendukung Indonesia. Dengan total kapasitas stadion mencapai 62.354 kursi, hanya sekitar 4.988 tiket yang tersedia untuk suporter Timnas. Ini jelas terasa minim, mengingat besarnya komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi yang dapat memberikan dukungan penuh.
Dukungan langsung dari suporter diharapkan dapat memberikan dorongan moril yang besar bagi para pemain. Namun, ketidakcukupan kuota ini menjadi tantangan tersendiri bagi PSSI dan tim, yang berpotensi mengurangi semangat bertanding.
Ketiganya—jadwal pertandingan yang mepet, penunjukan wasit yang kontroversial, dan kuota suporter yang terbatas—merupakan tantangan besar yang harus dihadapi Timnas Indonesia jelang kualifikasi. Namun, PSSI tetap optimis dengan perbaikan jadwal dan akan terus mempersiapkan tim sebaik mungkin. Harapan dari semua pihak adalah agar Timnas dapat tampil maksimal meski dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan ini.
Dengan semua perhatian yang tertuju pada tiga masalah ini, PSSI dan pelatih Patrick Kluivert perlu melakukan persiapan dan strategi terbaik agar dapat memaksimalkan potensi tim dan menghadapi adversitas yang ada. Penuh tantangan, namun semangat juang harus tetap dijaga.
