Figo Blak-blakan: Hampir Gabung Liverpool, Akhirnya Sakit Hati

Legenda sepakbola Portugal, Luis Figo, mengungkapkan bahwa ia hampir bergabung dengan Liverpool pada tahun 2005. Namun, kesempatan tersebut gagal terwujud karena The Reds lebih dulu mendapatkan dua pemain sayap baru, yang membuat Figo merasa sakit hati.

Figo, yang merupakan peraih Ballon d’Or pada tahun 2000, dikenal sebagai salah satu winger terbaik di akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an. Kariernya dipenuhi dengan momen kontroversial, terutama ketika ia pindah dari Barcelona ke rival abadi, Real Madrid. Keputusan tersebut mengakibatkan dia menjadi musuh publik di Camp Nou, bahkan dalam salah satu laga El Clásico, ia sempat dilempari kepala babi oleh para penggemar Barcelona.

Meski demikian, Figo sukses meninggalkan jejak positif di Barcelona dengan mengamankan dua gelar La Liga, dua Copa del Rey, dan Piala Winners. Selain itu, ia juga bersinar di Madrid, dan setelahnya melanjutkan karier di Inter Milan. Dalam wawancaranya bersama The Guardian pada 2022, Figo bercerita tentang keinginannya untuk bermain di Premier League, terutama bersama Liverpool.

“Saya ingin sekali ke Liverpool. Kami banyak bicara, tapi selalu ada alasan untuk menunda. Mereka bilang tunggu sebentar, lalu justru merekrut pemain lain. Saya pikir, ‘Astaga, kalian bercanda atau bagaimana?’ Akhirnya Inter datang, saya bertemu Massimo Moratti dan memutuskan bergabung. Itu tepat bagi saya,” kenang Figo.

Keputusan Liverpool untuk mendatangkan dua pemain, Boudewijn Zenden dari Middlesbrough dan Mark Gonzalez dari Albacete, menutup kemungkinan Figo untuk merapat ke Anfield. Zenden sendiri mencatatkan 47 penampilan bersama Liverpool dan pernah membawa tim itu ke final Liga Champions tahun 2007. Sementara Gonzalez tampil 36 kali, meskipun harus melalui masa dipinjamkan ke Real Sociedad karena masalah izin kerja.

Figo pun mengekspresikan kekecewaannya, karena ia merasa bahwa proses negosiasi tersebut tidak berjalan lancar dan harus terhenti di tengah jalan. “Saya sudah sangat ingin bermain di Liverpool, tapi tidak ada kelanjutan dari diskusi kami. Akhirnya, saya merasa keputusan untuk bergabung dengan Inter Milan adalah langkah terbaik dalam karier saya,” ujarnya.

Di sisi lain, kepindahan Figo ke Inter Milan ternyata membawa kesuksesan besar, di mana ia berhasil berkontribusi dalam meraih berbagai trofi termasuk Serie A. Sekarang, ia mengingat masa-masa itu dengan rasa syukur, meskipun ada sedikit kesedihan terkait kegagalan untuk bergabung dengan salah satu klub terbesar di Inggris.

Kisah Figo ini menunjukkan bagaimana keputusan dan kesempatan sering kali datang dan pergi dalam dunia sepakbola, serta bagaimana perjalanan karier seorang pemain dapat berkembang ke arah yang tidak terduga. Sementara Liverpool saat itu meraih sukses dengan pemain baru mereka, Figo tetap dikenal sebagai salah satu pemain paling berpengaruh di era itu, terutama karena talenta dan kontribusinya di lapangan.

Saat ini, Figo telah pensiun dari dunia sepakbola profesional, tetapi pengaruhnya masih terasa di berbagai lapangan di Eropa. Kebangkitan kembali Liverpool dalam berkompetisi di level liga domestik maupun Eropa juga menjadi catatan penting, mengingat klub tersebut terus berusaha untuk menemukan kembali kejayaannya di masa depan.

Figo selalu akan dikenang bukan hanya sebagai seorang bintang, tetapi juga sebagai seorang yang memiliki cerita menarik penuh liku di sepanjang kariernya. Momen-momen seperti ini menjadikan dunia sepakbola semakin kaya akan cerita dan keragaman pengalaman yang dapat dibagikan kepada generasi berikutnya.

Source: www.viva.co.id

Exit mobile version