Pep Guardiola mencatatkan sejarah baru dalam karier kepelatihannya di Liga Inggris setelah membawa Manchester City meraih kemenangan 1-0 atas Brentford pada Minggu, 5 Oktober 2023. Kemenangan ini tidak hanya menambah tiga poin bagi City tetapi juga membuat Guardiola mencapai total 250 kemenangan di Premier League lebih cepat daripada pelatih legendaris lainnya, Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger, yang masing-masing membutuhkan waktu lebih dari 400 pertandingan.
Dengan capaian tersebut, Guardiola kini menjadi pelatih dengan rekor tercepat dalam sejarah Premier League, berhasil mencapai angka tersebut hanya dalam 349 pertandingan. Hal ini mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pelatih tersukses di era modern Liga Inggris. “Merupakan kehormatan bisa sejajar dengan mereka. Saya senang menjadi bagian dari sejarah Premier League. Sekarang, mari kejar 250 kemenangan berikutnya,” ungkap Guardiola setelah pertandingan.
Pertandingan melawan Brentford menjadi saksi gol tunggal yang dicetak oleh Erling Haaland pada menit ke-9. Gol tersebut merupakan hasil umpan panjang Josko Gvardiol yang berhasil mengecoh dua bek Brentford. Dengan gol ini, Haaland juga mengakhiri catatan buruknya di stadion Brentford, menyisakan Anfield sebagai satu-satunya stadion di Liga Inggris yang belum berhasil ia taklukkan.
Walau Brentford sempat menekan di babak kedua dengan sejumlah peluang yang mengancam, Manchester City mampu mempertahankan keunggulan mereka hingga akhir pertandingan. Tambahan tiga poin ini membawa City naik ke posisi kelima klasemen sementara, memperpanjang catatan tak terkalahkan mereka menjadi tujuh laga di semua kompetisi sejak kekalahan terakhir melawan Brighton pada Agustus lalu.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, Guardiola dihadapkan pada kerisauan atas kondisi Rodri, gelandang andalannya yang terpaksa ditarik keluar lebih awal akibat cedera hamstring. Kondisi ini menjadi perhatian, mengingat Rodri baru saja pulih dari operasi ligamen yang dijalaninya pada musim panas. “Semoga tidak terlalu serius,” jawab Guardiola mengomentari kondisi pemain kuncinya setelah pertandingan.
Capaian Guardiola di Liga Inggris telah membuktikan skill manajerialnya dalam membangun tim dan meraih hasil maksimal. Dia menjadikan Manchester City sebagai salah satu klub terkuat di Eropa. Di bawah asuhannya, City telah merebut sejumlah gelar bergengsi, termasuk Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.
Selain prestasi di dalam kompetisi domestik, Guardiola juga memiliki pengaruh besar terhadap filosofi permainan di Inggris. Gaya bermain menyerang yang dinamis dan penguasaan bola yang tinggi menjadi identitas yang melekat pada timnya. Hal ini membuat banyak pelatih muda terinspirasi dari metode kepelatihan Guardiola.
Seiring berjalannya waktu, pencapaian Guardiola seakan menjadikannya sebagai benchmark bagi pelatih lain yang bercita-cita besar di kompetisi Liga Inggris. Dengan rasio kemenangan yang sangat tinggi, ia menunjukkan bahwa kombinasi antara strategi yang matang dan pengembangan pemain yang berkelanjutan dapat menghasilkan kesuksesan yang luar biasa.
Keberhasilan Guardiola tidak lepas dari kerja sama tim yang solid serta dukungan manajemen Manchester City. Investasi di sektor pemain dan infrastruktur juga menjadi faktor penting dalam membawa tim ke level yang lebih tinggi. Dengan kehadiran bintang-bintang muda seperti Haaland dan Phil Foden, masa depan Manchester City terlihat cerah.
Dengan rekor yang diperolehnya, Guardiola kini menjadi pelatih terhormat yang tak hanya dikenang dalam catatan sejarah Liga Inggris, tetapi juga sebagai sosok yang telah mengubah wajah kompetisi sepakbola di Inggris. Lanjutnya pencapaian ini akan menjadi tantangan bagi Guardiola untuk terus berada di jalur yang benar dan meraih kesuksesan lebih jauh lagi. Sebuah perjalanan yang akan terus dinantikan oleh para penggemar sepakbola di seluruh dunia.
Source: mediaindonesia.com
