Jelang Italia vs Israel, Gattuso Beri Respons Positif Gencatan Senjata

Pelatih tim nasional Italia, Gennaro Gattuso, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Israel. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Bluenergy, Udine, pada hari Selasa, 14 Oktober. Situasi keamanan di sekitar stadion telah memicu kecemasan, dengan sekitar 10.000 orang diperkirakan akan menggelar aksi pro-Palestina, menciptakan ketegangan di kota tersebut.

Gattuso menyatakan harapannya bahwa tercapainya kesepakatan damai, yang melibatkan pertukaran tahanan, dapat meredakan ketegangan yang ada. “Ini hal yang indah untuk dilihat. Kami bicarakan dengan semua orang di hotel, termasuk staf Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Kami sangat bahagia,” ungkapnya. Ia juga menegaskan pentingnya menghormati demonstrasi yang berlangsung, sambil bersyukur atas pengurangan kekerasan.

Sementara itu, Federasi Sepak Bola Italia melaporkan bahwa sekitar 8.000 tiket telah terjual, meskipun banyak penonton memilih untuk tidak hadir karena pertandingan ini dikategorikan berisiko tinggi oleh Kementerian Dalam Negeri Italia. Sebanyak 1.000 personel keamanan telah dikerahkan untuk memastikan keamanan selama pertandingan, dilengkapi dengan helikopter dan drone.

Keputusan untuk menggelar pertandingan di Udine dianggap sebagai langkah preventif untuk meminimalkan potensi kericuhan, mencatat pengalaman dari laga UEFA Nations League tahun lalu antara kedua negara yang juga berlangsung di kota yang sama. Sementara itu, sejumlah demonstran telah mencoba memprotes di pusat latihan tim nasional Italia di Florence, menyerukan agar pertandingan dibatalkan.

Dalam persiapan menjelang laga, Italia mengkonfirmasi bahwa penyerang Moise Kean tidak akan tampil karena cedera pergelangan kaki. Kean sebelumnya menunjukkan performa yang mengesankan dengan mencetak enam gol dalam empat pertandingan terakhir. “Kami tahu peluang Moise untuk pulih sangat kecil,” lanjut Gattuso.

Saat ini, Italia berada di posisi kedua Grup I, tertinggal enam poin dari pemimpin klasemen Norwegia, namun unggul tiga poin atas Israel. Kemenangan di Udine sangat penting bagi Gli Azzurri, karena akan memastikan mereka setidaknya finis di posisi kedua dan berhak untuk babak play-off Piala Dunia. Untuk memastikan lolos langsung, Italia perlu meraih kemenangan dalam tiga pertandingan tersisa dan berharap Norwegia mengalami kesulitan.

Sedangkan dari kubu Israel, pelatih Ran Ben Shimon memilih untuk tetap fokus pada pertandingan tanpa membahas situasi politik. “Kami bersama rakyat kami dan kami sangat terharu. Namun, kami harus fokus 100 persen pada sepak bola untuk membuat mereka bahagia,” katanya, menegaskan komitmen timnya untuk meraih hasil maksimal di lapangan.

Dengan latar belakang tantangan politik yang sedang berlangsung, laga ini bukan hanya menjadi pertaruhan bagi kedua tim dalam kualifikasi Piala Dunia, tetapi juga menjadi simbol harapan akan perdamaian di tengah perpecahan. Gattuso dan Ben Shimon menunjukkan bahwa meskipun kondisi di luar lapangan sedang tidak stabil, komitmen dan fokus terhadap sepak bola tetap menjadi prioritas.

Pertandingan ini akan menjadi ajang penting bagi Italia dalam usaha mereka kembali ke panggung Piala Dunia setelah dua edisi terakhir yang penuh dengan kekecewaan. Pada 16 November, Italia dijadwalkan akan bertanding melawan Norwegia di Stadion San Siro, Milan, yang juga akan menjadi penentu posisi mereka di grup.

Dalam konteks seperti ini, sepak bola kembali berfungsi sebagai sarana unifikasi, mengingatkan kita bahwa di balik setiap pertandingan terdapat harapan akan keadilan dan perdamaian yang lebih luas. Masyarakat di sekitar stadion dan fans kedua tim menantikan laga ini dengan harapan, sembari tetap memikirkan dampak dari situasi yang lebih besar di luar lapangan.

Source: mediaindonesia.com

Exit mobile version