Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) telah resmi mengajukan banding kepada FIFA terkait sanksi yang dijatuhkan sehubungan dengan kasus naturalisasi tujuh pemain yang dipertanyakan asal-usulnya. Langkah ini diambil setelah pihak FAM menunjuk pengacara luar negeri untuk membantu dalam proses banding, menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadapi masalah ini.
Pelaksana Tugas Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi, menyampaikan bahwa banding ini diajukan oleh tim pengacara sebelum batas waktu yang ditentukan. FAM bertekad untuk memperoleh hasil yang menguntungkan, mengandalkan keahlian tim pengacara internasional yang memiliki pengetahuan mendalam tentang hukum sepak bola di tingkat global. Ia menegaskan, “Ketika kami mengajukan banding, artinya kami mengharapkan keputusan positif yang menguntungkan kami.”
Berdasarkan yang disampaikan oleh Mahadi, FAM mempercayakan proses banding ini kepada pengacara yang berpengalaman. “Tim nasional Malaysia memiliki jaringan dengan pengacara yang lebih terampil atau berpengetahuan untuk membantu kami dalam proses banding,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa mereka ingin memastikan seluruh persiapan dilakukan dengan matang, tanpa kesan tergesa-gesa atau putus asa.
Kontroversi ini bermula ketika tujuh pemain naturalisasi Malaysia – yang terdiri dari Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano – telah ditetapkan tidak memenuhi syarat oleh FIFA. Investigasi menyebutkan bahwa para pemain tersebut tidak memiliki asal-usul Malaysia, melainkan berasal dari negara-negara seperti Argentina, Brasil, Spanyol, dan Belanda.
FIFA tidak hanya menjatuhkan denda kepada FAM, tetapi juga melarang tujuh pemain tersebut beraktivitas selama 12 bulan. Sanksi ini tentunya sangat merugikan timnas Malaysia yang saat ini sedang berusaha meningkatkan kinerja di pentas internasional. Dengan banding ini, FAM berharap dapat membalikkan keputusan FIFA dan memulihkan status para pemainnya.
Proses banding ini disebut oleh Mahadi sebagai langkah kedua dalam menghadapi kasus ini. Ia menegaskan pentingnya bagi FAM untuk tampil serius dan berimbang dalam menghadapi tantangan ini. Dengan memilih pengacara yang kompeten di tingkat internasional, tim manajemen berharap dapat hadir dengan argumen yang kuat.
Kondisi ini menambah kompleksitas terhadap sepakbola Malaysia, yang sudah mengalami berbagai perubahan dalam struktur dan manajemen. Beberapa pengamat menganggap bahwa usaha banding ini akan menjadi ujian berat bagi FAM. Idealnya, langkah ini mampu menjelaskan situasi secara lebih terbuka dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap federasi.
Ketika ditanya mengenai sikap FIFA terhadap banding ini, Mahadi menegaskan bahwa FAM dapat memperjuangkan hak para pemainnya dengan dukungan hukum yang solid. Proses hukum yang kaku di dunia sepak bola internasional membutuhkan pendekatan yang cerdas dan berstrategi, sehingga FAM tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Menyusul berita ini, para penggemar sepak bola Malaysia tampaknya sangat menantikan hasil dari banding ini. Ini adalah momen krusial yang bisa menentukan arah masa depan tim nasional. Khususnya, keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi negara harus sejalan dengan prosedur hukum yang berlaku di tingkat internasional.
FAM terus berupaya melakukan komunikasi yang jelas dengan semua pihak terkait agar proses ini berjalan lancar. Apapun hasilnya, banding ini merupakan langkah signifikan yang menunjukkan determinasi Malaysia dalam dunia sepak bola. Upaya untuk memperbaiki reputasi dan mendapatkan kepercayaan kembali di arena internasional merupakan hal yang diharapkan akan membuahkan hasil positif.
Source: sport.detik.com
