Bojan Hodak, pelatih Persib Bandung, saat ini menjadi sorotan terkait kelayakannya untuk memimpin Timnas Indonesia. Budi Setiawan, founder Institute, menyatakan bahwa meskipun Hodak telah menunjukkan prestasi di level klub, seperti membawa Johor Darul Ta’zim dan Kelantan FC meraih gelar di Liga Malaysia serta menjadi juara Liga Indonesia bersama Persib, hal tersebut tidak cukup untuk menjadikannya pelatih ideal bagi Timnas.
Dalam penuturan Budi Setiawan, target ambisius yang diusung oleh PSSI, yaitu bersaing di Piala Asia 2027 dan berusaha lolos ke Piala Dunia 2030, menunjukkan bahwa Hodak mungkin bukan pilihan yang tepat. "Bojan Hodak pernah bawa Persib Bandung juara AFC Champions League Elite enggak? Persib Bandung saja masih main tier 2-nya Asia. Itu pun belum pernah juara," ucapnya saat menjadi narasumber di program Daily Buzz. Ini menegaskan pandangannya bahwa prestasi di level Asia Hodak masih jauh dari harapan.
Meskipun memiliki beberapa prestasi, termasuk membawa Timnas Malaysia U-19 juara Piala AFF U-19 2018, prestasi Hodak di level Asia diakui tidak sebanding dengan pelatih lain seperti Shin Tae-yong, yang berhasil meloloskan Korea Selatan ke Piala Dunia 2018. Budi Setiawan juga menambahkan bahwa meskipun dia menghormati kemampuan Hodak, target yang lebih rendah, seperti juara Piala AFF, barulah sesuai untuknya.
1. Membedah Prestasi Bojan Hodak
Bojan Hodak memang dikenal sebagai pelatih yang berpengalaman dan telah mencapai beberapa keberhasilan di Asia Tenggara, tetapi prestasi di tingkat yang lebih tinggi tetap menjadi pertanyaan. Dia berhasil membawa Kuala Lumpur City FC ke final AFC Cup 2022, sebuah prestasi yang patut diacungi jempol, namun tidak cukup untuk membuktikan bahwa dia mampu membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Hodak terakui sebagai pelatih yang berhasil dalam kompetisi domestik, namun untuk level internasional, terutama dengan tekanan besar seperti Piala Dunia, Budi menilai kualitasnya mungkin belum cukup memadai. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi terhadap pelatih harus mempertimbangkan banyak aspek, termasuk pengalaman di tingkat internasional.
2. Pelatih Liga Indonesia dalam Fokus
Selain kritikan kepada Hodak, Budi Setiawan menyoroti bahwa banyak pelatih di Liga 1 belum layak untuk menangani Timnas Indonesia. Beberapa pelatih terkemuka seperti Jean Paul van Gastel, Johnny Jansen, dan Jan Olde Riekerink, meskipun memiliki pengalaman yang signifikan, juga dinyatakan belum cocok untuk posisi tersebut.
“Kalau targetnya juara Piala AFF ya layak. Kalau targetnya kita bersaing di Piala Asia dan berjuang mendapatkan tiket Piala Dunia 2030, mohon maaf semua pelatih Liga 1 belum tepat menangani Timnas Indonesia,” tambah Budi. Ini menunjukkan bahwa jika PSSI ingin mencapai ambisi yang lebih tinggi, mereka harus mempertimbangkan pelatih yang memiliki rekam jejak yang lebih solid di pentas internasional.
3. Kesimpulan untuk Masa Depan
Dengan ambisi PSSI untuk meningkatkan performa Timnas Indonesia, harus ada evaluasi dan pemilihan yang cermat terhadap sosok pelatih yang akan membawa tim ini ke level yang lebih tinggi. Pelatih yang saat ini ada di Liga Indonesia mungkin harus merenungkan pengalaman dan pencapaian mereka di pentas internasional, terutama jika target yang diusung adalah berprestasi di Piala Asia dan mencapai Piala Dunia.
Kondisi ini mengharuskan PSSI untuk berpikir strategis dan tidak hanya melihat sukses di kompetisi domestik. Memperoleh pelatih yang telah terbukti di tingkat internasional adalah langkah penting untuk meraih ambisi besar tersebut. Ini adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Source: bola.okezone.com
