Timnas Arab Saudi U-17 mengukir sejarah pada tahun 1989 dengan berhasil meraih gelar juara Piala Dunia U-17. Mereka mencatatkan prestasi luar biasa setelah berhasil mengalahkan Timnas Skotlandia U-17 melalui drama adu penalti 5-4 pada final yang diadakan di kota Glasgow. Kesuksesan ini membuat Arab Saudi menjadi satu-satunya wakil Asia yang menjuarai ajang bergengsi tersebut, menambah kebanggaan di dunia sepak bola Asia.
Kini, setelah lebih dari tiga dekade berlalu, Timnas Indonesia U-17 diharapkan dapat mengikuti jejak prestasi tersebut pada Piala Dunia U-17 2025 yang akan datang. Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, mengungkapkan harapannya agar anak asuhnya bisa mencapai fase gugur di turnamen tersebut. Nova menegaskan bahwa targetnya adalah lolos ke 32 besar dan berharap para pemain dapat menikmati pengalaman berharga ini, dikarenakan momentum di level Piala Dunia adalah yang tertinggi untuk usia mereka.
Timnas Indonesia U-17 akan bersaing di Grup H yang diisi oleh tim-tim kuat seperti Brasil U-17, Zambia U-17, dan Honduras U-17. Meskipun tantangan berat menghadang, lolos ke fase knock-out akan menjadi prestasi yang luar biasa mengingat persaingan yang ketat. Ada tiga cara bagi Timnas Indonesia untuk mencapai 32 besar: menjadi juara grup, runner-up, atau salah satu dari tiga peringkat ketiga terbaik.
Namun, berbicara tentang kapasitas dan persiapan, level Timnas Indonesia U-17 saat ini masih dianggap jauh dari standar international, terutama jika dibandingkan dengan Arab Saudi yang datang ke Piala Dunia U-17 1989 sebagai juara Piala Asia U-17 1988. Pada ajang Piala Asia U-17 2025, penampilan Timnas Indonesia U-17 terhenti di babak perempat final, menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai level kompetisi dunia.
Sejarah telah menunjukkan bahwa bahkan menjadi juara di level Asia tidak selalu menjamin kesuksesan di Piala Dunia. Contohnya adalah penampilan Timnas Thailand U-17 di Piala Dunia U-17 1999. Sebagai juara Piala Asia U-17 1998, harapan tinggi dibebankan kepada mereka. Namun, kenyataannya, Thailand U-17 gagal bersaing dan terpuruk di dasar klasemen setelah kekalahan beruntun dari Ghana, Meksiko, dan Spanyol.
Kembali kepada perjalanan Timnas Indonesia U-17, tantangan ini harus dihadapi dengan persiapan maksimal dan spirit bertanding yang tinggi. Para pemain diharapkan tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga menikmati pengalaman luar biasa bertanding di level dunia. Dengan bimbingan Nova Arianto, diharapkan mental dan fisik para pemain dapat terasah sehingga mampu bersaing dengan tim-tim kuat dari seluruh dunia.
Kedepan, pengembangan sepak bola usia dini di Indonesia menjadi sangat penting. Dukungan dari semua pihak, termasuk PSSI, pelatih, dan juga publik, akan berperan besar dalam meningkatkan kualitas timnas. Dengan semangat juang dan sistem pembinaan yang baik, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia U-17 bisa mengejar dan bahkan mengulangi sejarah manis yang pernah ditorehkan oleh Arab Saudi.
Piala Dunia U-17 2025 menjadi momen yang dinanti-nanti banyak pihak untuk melihat apakah Timnas Indonesia U-17 dapat mewujudkan ambisi ini dan memberikan kebanggaan baru ke tanah air. Apakah mereka mampu mengemulasi kesuksesan Arab Saudi di panggung dunia? Hanya waktu yang akan menjawab.
Source: bola.okezone.com
