Kawah Pluto Kiladze: Supervulkan Cryo yang Pernah Meletus Dahsyat

Sebuah struktur besar di Pluto, yang sebelumnya dianggap sebagai kawah akibat tumbukan, kini diperkirakan merupakan kaldera dari supervulkan cryo. Temuan ini diungkapkan oleh Al Emran, ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory (JPL), dalam konferensi yang diselenggarakan di Maryland, Amerika Serikat, Juli lalu. Temuan ini memiliki implikasi besar dalam pemahaman geologi planet kerdil tersebut, menunjukkan bahwa Pluto mungkin masih aktif secara geologis.

Struktur tersebut, yang dinamakan Kiladze, awalnya dikhususkan sebagai kawah akibat hantaman meteor. Dengan diameter sekitar 4 kilometer dan kedalaman hingga 3 kilometer, Kiladze memiliki bentuk oval yang menyerupai kawah pada umumnya. Namun, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kedalaman ini melebihi ekspektasi untuk kawah ukuran serupa. Biasanya, kedalaman kawah di tata surya memiliki rasio tertentu dengan diameternya. Dalam hal ini, kedalaman Kiladze seharusnya hanya mencapai 2,7 kilometer. Namun, kenyataan yang ditemukan lebih dalam dari itu, memunculkan kemungkinan bahwa struktur ini adalah hasil dari letusan vulkanik.

Apabila benar bahwa Kiladze adalah kaldera, maka ia dapat dianggap sebagai supervulkan cryo, yaitu gunung berapi yang mengeluarkan es dan senyawa kimia beku alih-alih lava panas. Tim peneliti memperkirakan bahwa letusan dari Kiladze dapat melemparkan sekitar 1.000 kilometer kubik cryomagma (campuran air dan amonia beku) ke permukaan Pluto. Letusan tersebut kemungkinan bersifat besar, atau terjadi beberapa kali dalam kurun tertentu. Material vulkanik diperkirakan menyebar lebih dari 100 kilometer dari pusat kaldera.

Dalam jurnal resmi yang diterbitkan oleh tim peneliti, disebutkan bahwa letusan eksplosif yang menyebabkan kolapsnya kaldera kemungkinan besar telah menyebarkan cryomagma ke area yang luas. Ini menjadi bahasan menarik, mengingat jenis aktivitas vulkanik ini berbeda dari yang kita temui di Bumi.

Ditemukan juga jejak amonia di sekitar Kiladze, yang memberikan petunjuk tentang mekanisme dan usia letusan. Amonia diyakini memiliki peran penting dalam aktivitas cryovolkanik di Pluto. Senyawa ini dapat menurunkan titik beku air, memungkinkan campuran untuk tetap dalam keadaan cair lebih lama di bawah suhu dingin Pluto. Tekanan geologi mendorong campuran ini ke permukaan, menghasilkan letusan es. Lebih jauh lagi, jejak amonia yang terdeteksi menunjukkan bahwa letusan Kiladze terjadi relatif baru, paling tidak dalam 3 juta tahun terakhir.

Kehadiran gas metana juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Permukaan Pluto ditutupi oleh kabut tipis akibat gas metana yang mengembun. Namun, di sekitar Kiladze, es air terlihat jelas, menunjukkan bahwa lapisan kabut belum menutupinya sepenuhnya. Ini adalah tanda bahwa proses ini memerlukan waktu sekitar 3 juta tahun, yang menguatkan spekulasi bahwa aktivitas geologis terjadi pada periode yang sangat muda.

Penemuan ini tidak hanya menunjukkan bahwa Pluto tidak sepenuhnya beku, tetapi juga membuka wawasan baru mengenai potensi aktivitas geologis yang terjadi di planet tersebut. Dengan mengacu pada data yang diperoleh dari wahana New Horizons, para peneliti berharap untuk terus memahami lebih dalam tentang bagaimana struktur seperti Kiladze terbentuk dan apa implikasinya bagi kondisi geologis Pluto ke depan. Aktivitas ini dapat menandakan bahwa ada lebih banyak hal yang harus dijelajahi di dunia es Pluto dan bagaimana tersebut berinteraksi dengan garis waktu kosmik.

Exit mobile version