Bulan Purnama Sturgeon Moon Malam Ini, Bisa Ganggu Tidur Manusia

Bulan purnama Sturgeon Moon akan menghiasi langit selama dua malam berturut-turut pada 8 dan 9 Agustus. Fenomena ini menarik perhatian tidak hanya karena keindahan bulan purnamanya yang nyaris sempurna selama dua malam, tetapi juga dampaknya terhadap kualitas tidur manusia, sebagaimana hasil penelitian terbaru yang melibatkan sejumlah universitas ternama seperti University of Washington, National University of Quilmes di Argentina, dan Yale University.

Fenomena Bulan Purnama Sturgeon Moon

Berbeda dengan fase purnama biasa yang biasanya hanya berlangsung satu malam, Sturgeon Moon kali ini terlihat hampir bulat sempurna selama dua malam sekaligus. Kondisi ini disebabkan pergeseran waktu terbit bulan yang lebih pendek daripada biasanya. Pada Agustus, posisi bulan relatif rendah di langit selatan sehingga pergeseran waktu terbit hanya sekitar 30 menit tiap harinya, lebih singkat dibanding rata-rata yang mencapai 50 menit. Kondisi inilah yang memungkinkan Sturgeon Moon tampil secara serupa selama dua malam.

Di wilayah New York City, Sturgeon Moon akan mulai terlihat pada Jumat malam, 8 Agustus, pukul 20.03 waktu setempat, hanya satu menit setelah matahari terbenam. Keesokan harinya, bulan akan terbit pukul 20.32, atau 28 menit setelah matahari terbenam, sehingga para pengamat memiliki kesempatan ideal untuk menyaksikan purnama ini. Waktu terbit bulan tentu berbeda tergantung lokasi, sehingga sebaiknya masyarakat memeriksa jadwal lokal untuk pengamatan yang lebih tepat.

Asal Usul Nama Sturgeon Moon

Nama "Sturgeon Moon" sendiri diambil dari ikan sturgeon yang banyak ditemukan di Great Lakes dan perairan Lake Champlain di Amerika Utara. Ikan air tawar ini menjadi sumber makanan penting bagi penduduk asli Amerika di wilayah tersebut. Bulan purnama yang jatuh di bulan Agustus ini merupakan purnama terakhir musim panas dan sering juga disebut Green Corn Moon atau Grain Moon, menandakan masa panen jagung sekaligus transisi menuju musim gugur.

Pengaruh Bulan Purnama Terhadap Tidur Manusia

Selain keindahan visual dan dampak pasang surut air laut, Sturgeon Moon serta fase purnama lainnya diketahui mempengaruhi kualitas tidur manusia. Studi yang dipublikasikan oleh para ilmuwan dari University of Washington dan universitas di Argentina serta Yale University menunjukkan bahwa siklus tidur manusia berosilasi bersamaan dengan siklus bulan selama 29,5 hari.

Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Horacio de la Iglesia dari University of Washington ini mengamati perubahan pola tidur pada berbagai kelompok masyarakat, mulai dari populasi pedesaan di Argentina utara hingga mahasiswa di Seattle. "Kami melihat modulasi tidur yang jelas akibat pengaruh bulan, dengan berkurangnya waktu tidur dan dimulainya tidur lebih lambat pada hari-hari sebelum bulan purnama," ujar de la Iglesia. Efek ini bahkan lebih nyata di komunitas tanpa akses listrik, namun tetap terlihat di masyarakat urban dengan akses listrik sekalipun.

Fenomena ini terkait dengan ritme sirkadian manusia, yaitu jam biologis internal yang mengatur siklus tidur-bangun dan fungsi tubuh lain dalam siklus sekitar 24 jam. Peneliti mendapati ritme ini tersinkronisasi dengan fase siklus bulan, sehingga kedatangan bulan purnama bisa menyebabkan gangguan atau perubahan pada pola tidur.

Fenomena Bulan Purnama Berikutnya

Setelah Sturgeon Moon, purnama berikutnya yang dinantikan adalah Corn Moon pada 8 September. Di wilayah Asia, Australia, dan Samudra Pasifik, bulan purnama tersebut diperkirakan akan bertepatan dengan gerhana bulan total yang berlangsung selama 82 menit. Sedangkan di Amerika Utara, fenomena tersebut hanya akan berupa bulan purnama biasa tanpa gerhana.

Fenomena bulan purnama yang terjadi sepanjang tahun tidak hanya menjadi momen langka untuk pengamatan alam semesta, tetapi juga relevan dengan kesehatan manusia. Masyarakat yang peduli pada kualitas tidur bisa mengambil perhatian lebih terhadap gangguan yang mungkin muncul selama phase purnama, termasuk Sturgeon Moon kali ini. Data dan penelitian ilmiah terus memperdalam pemahaman tentang bagaimana siklus alam seperti fase bulan mempengaruhi ritme biologis manusia secara signifikan.

Exit mobile version