Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam, menciptakan reaksi beragam di pasar kripto. Pada Selasa pagi (19/8/2025), Bitcoin terjun hingga USD116.400 atau sekitar Rp1,88 miliar per koin, setelah sebelumnya merayakan rekor tertinggi baru. Dalam situasi ini, banyak investor ritel mulai panik dan melakukan aksi jual untuk mengamankan keuntungan, tetapi di sisi lain, investor besar, atau “paus,” justru aktif membeli dalam jumlah besar.
Kepanikan di kalangan investor ritel terlihat jelas. Banyak yang merasa perlu mengambil langkah cepat dalam situasi yang menimbulkan ketidakpastian ini. Namun, meski investor kecil menjual aset mereka, para investor institusi besar justru menunjukkan sikap sebaliknya. Contohnya, MicroStrategy, perusahaan publik yang menjadi pemilik Bitcoin terbesar, kembali melakukan akuisisi dengan membeli 430 BTC pada harga rata-rata USD119.666 per koin. Dengan tambahan tersebut, total kepemilikan mereka kini mencakup 629.376 BTC, dengan harga beli rata-rata jauh lebih rendah, yaitu USD73.320 per koin.
Metaplanet, yang dikenal sebagai “MicroStrategy-nya Jepang,” juga ikut aktif di pasar dengan berinvestasi sebesar Rp1,5 triliun (USD93 juta) untuk membeli 775 BTC. CEO Metaplanet, Simon Gerovich, menegaskan keyakinan mereka terhadap Bitcoin, mengungkapkan bahwa pembelian dilakukan di kisaran harga USD120.006 per BTC.
Analisis dari Panji Yudha, seorang ahli keuangan dari Ajaib, menunjukkan bahwa saat ini pasar berada dalam mode menunggu. Semua perhatian terfokus pada pidato Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, di pertemuan bankir di Jackson Hole. Pidato tersebut diprediksi bisa berpengaruh besar terhadap pasar, apakah akan memicu reli baru atau menghadirkan ketidakpastian lebih jauh.
Sementara itu, penundaan keputusan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terkait produk investasi kripto yang sangat dinanti, seperti ETF Bitcoin-Ethereum dan ETF Solana, menambah level ketidakpastian di pasar. Penundaan tersebut sudah berlangsung hingga Oktober dan dianggap sebagai “rem tangan” yang menahan laju pasar, terutama bagi investor kecil yang mungkin merasa terjebak dalam volatilitas saat ini.
Meskipun terjadi koreksi, Bitcoin masih menunjukkan performa yang mengesankan dengan kenaikan year-to-date sebesar 23%. Rencana jangka menengah dari Panji Yudha adalah Bitcoin mungkin akan bergerak dalam kisaran USD112.000 hingga USD118.000 dalam waktu dekat. Pertanyaan yang menggantung di pasar adalah apakah badai koreksi ini hanyalah jeda sementara sebelum Bitcoin kembali meroket menuju level psikologis USD120.000, ataukah ini pertanda awal dari sebuah “musim dingin” panjang untuk pasar kripto.
Dalam perjalanan selanjutnya, reli dapat dipicu oleh keputusan dari bankir sentral dan regulator keuangan, sementara investor ritel tampak lebih memilih strategi yang lebih berhati-hati. Meskipun ada kekhawatiran, ketahanan yang ditunjukkan oleh investor institusi menjadi sinyal positif bagi banyak orang. Situasi ini menciptakan dinamika pasar yang menarik, menggabungkan ketakutan jangka pendek dari investor kecil dengan keyakinan jangka panjang dari institusi besar.
Nasib pasar kripto dalam beberapa hari ke depan akan sangat tergantung pada sinyal yang diberikan oleh para pembuat kebijakan dan investor besar, dengan banyak investor ritel tetap berada dalam posisi menunggu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
