Jutaan warga India merasakan euforia ketika TikTok, aplikasi video yang telah diblokir pemerintah sejak Juni 2020, tiba-tiba muncul kembali pada Jumat lalu, 22 Agustus. Dalam waktu singkat, pengguna dapat mengakses kembali platform yang sangat digemari ini tanpa menggunakan VPN. Namun, kebahagiaan ini hanya berlangsung beberapa jam sebelum TikTok kembali lenyap, meninggalkan kekecewaan dan kebingungan di kalangan penggunanya.
Penggunaan TikTok di India telah menjadi isu sensitif karena larangan yang diberlakukan akibat konflik geopolitik antara India dan China. Meskipun banyak pengguna sangat berharap untuk dapat kembali menggunakan aplikasi ini, TikTok dan pemerintah India sama-sama memastikan bahwa tidak ada perubahan kebijakan yang terjadi. “Kami tidak memiliki akses untuk menjalankan TikTok di India dan kami tetap mematuhi arahan dari Pemerintah India,” tegas juru bicara TikTok dalam pernyataan yang dikeluarkan.
Penyebab di balik munculnya kembali TikTok hanya dijelaskan sebagai “kesalahan konfigurasi di tingkat jaringan”. Penjelasan ini membuat banyak orang mempertanyakan sejauh mana kebenarannya. Insiden serupa pernah terjadi pada September 2022, sehingga spekulasi bahwa ini mungkin bukan sekadar kecerobohan teknis mengemuka. Apakah mungkin ada yang lebih dalam dari sekadar glitch?
Sejumlah pengamat berpendapat bahwa kejadian ini mungkin merupakan strategi untuk “mengukur reaksi” publik dan teknis. Dengan mempertimbangkan ketegangan yang terus terjadi antara New Delhi dan Beijing, kemungkinan adanya “test run” untuk melihat dampak atau respons terhadap pengembalian TikTok menjadi perdebatan hangat.
Dalam beberapa jam tersebut, banyak pengguna langsung menghadiri platform dan berbagi kembali video, menciptakan nuansa nostalgia dan kehangatan seakan memberi harapan baru. TikTok pernah menjadi platform yang memberi suara kepada banyak orang, terutama generasi muda di India. Namun, kembalinya aplikasi ini membawa serta harapan palsu yang menyakitkan ketika kembali menghilang.
Kejadian ini juga menyoroti ketegangan yang mengemuka di antara pengguna dan pemerintah. Banyak netizen akrab dengan lapisan emosional yang muncul ketika hak mereka untuk mengakses karya dan hiburan mendambakan platform tertentu dikekang. Munculnya TikTok menjadi semacam cerminan kuat dalam menciptakan momen interaksi sosial yang lahir dari kreativitas individu. Keberadaan platform ini sebelumnya memungkinkan pengguna tidak hanya berinteraksi, tapi juga membangun karir dari konten yang mereka buat.
Munculnya TikTok, meski dalam waktu yang begitu sebentar, menunjukkan terus bertahannya dampak sosial media dalam konteks budaya dan politik India. Apakah ini sekadar kebetulan atau ada sesuatu yang lebih besar di balik layar, publik tetap bingung. Seluruh masyarakat kini menunggu dengan cemas, apakah mereka akan dapat mengakses kembali TikTok di masa mendatang, atau jika platform ini akan tetap teranjur menjadi cerita hantu yang menghantui dunia digital India.
Sementara itu, pengamat terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan digital di negara tersebut. Apakah ini sebuah akwotasi dari sebuah ujian ketegangan antara dua negara besar atau hanya sekadar kecelakaan teknis yang tak terduga? Pendapat akan terbelah, namun satu hal pasti, TikTok meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam pengalaman digital rakyat India.
