Festival belanja digital Doku Travel Fest (DTF) 2025 akan dimulai besok, tepatnya pada tanggal 9 September, dan berlangsung hingga 10 Oktober. Acara ini tidak hanya menawarkan diskon menarik, tetapi juga berfungsi sebagai platform untuk mempercepat adopsi pembayaran digital, dengan menggandeng pelaku usaha dari berbagai sektor, termasuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta kuliner. Dengan slogan “Healing Tetap Jalan, Pakai Promo Andalan,” Doku berkomitmen untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan mendorong kolaborasi antara pelaku usaha dan konsumen.
Dalam Doku Travel Fest kali ini, Doku memperluas cakupan mitra tidak hanya terbatas pada industri perjalanan, tetapi juga menggandeng sektor kuliner, kecantikan, asuransi, dan makanan dan minuman. Langkah ini menunjukkan visi Doku untuk menjadi solusi pembayaran terintegrasi yang mencakup seluruh aspek gaya hidup masyarakat. Festival ini dikategorikan ke dalam empat kelompok yang unik: Sobat Jelajah untuk kuliner dan perlengkapan travel lokal, Sobat Gaspol untuk agen perjalanan dan transportasi, Sobat Jalan yang menawari pengalaman wisata, dan Sobat Santai yang menyediakan pilihan akomodasi dan hotel.
Menurut Himelda Renuat, Co-Founder dan Chief Marketing Officer Doku, penyelenggaraan festival tahun lalu berhasil mendorong pertumbuhan transaksi, di mana sekitar 79% merchant yang berpartisipasi mengalami peningkatan hingga 20% selama festival. “Data tersebut menjadi daya tarik bagi pelaku usaha, terutama bagi UKM yang mencari cara untuk menarik pelanggan baru di tengah lonjakan belanja,” ujarnya.
Strategi pemilihan tanggal 9.9 hingga 10.10 sangat beralasan. Doku memanfaatkan kebiasaan konsumen Indonesia yang cenderung berburu promo pada tanggal kembar. Selain itu, Doku telah melakukan inisiatif awal dengan menggelar acara secara offline di KAI Expo pada bulan Agustus, yang membantu membangun antisipasi di kalangan konsumen sebelum peluncuran utama secara online.
Melalui Doku Travel Fest, perusahaan ini tidak hanya berfungsi sebagai pemroses transaksi. Doku berperan aktif sebagai fasilitator yang menciptakan ruang bagi mitra bisnisnya untuk tumbuh. Ini mengindikasikan konsep kolaborasi yang dapat memberdayakan berbagai pelaku usaha di tengah ketidakpastian pasar.
Partisipasi UKM dalam festival ini juga berfungsi untuk mendemonstrasikan komitmen Doku terhadap inklusivitas. Festival ini bertujuan untuk memastikan bahwa peluang tidak hanya dinikmati oleh pelaku bisnis besar. Himelda menjelaskan bahwa dengan mengikutsertakan UKM dalam ekosistem Doku, mereka dapat mendapatkan akses ke basis konsumen yang lebih luas, yang tentunya dapat berkontribusi terhadap peningkatan penjualan mereka.
Doku Travel Fest 2025 menawarkan lebih dari sekadar tiket pesawat dan pemesanan hotel. Festival ini bertujuan menjadi mesin pendorong pertumbuhan bagi semua mitra yang terlibat. Dengan promosi yang terstruktur dan inklusif, Doku berharap terjadi interaksi yang lebih baik antara pelaku usaha dan konsumen.
Inisiatif Doku dalam menggelar festival ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi era digital. Masyarakat semakin terbiasa dengan transaksi digital, dan festival ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi lebih banyak pilihan melalui transaksi yang mudah dan cepat. Keberhasilan festival ini akan menjadi tolok ukur bagi upaya Doku dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih luas dan menguntungkan bagi berbagai pihak.
Sebagai penutup, Doku Travel Fest 2025 diharapkan dapat memberi dampak yang signifikan bagi para pelaku usaha, terutama UKM, dengan menciptakan peluang baru di pasar yang semakin kompetitif. Proses adopsi pembayaran digital yang lebih cepat, dengan kemudahan transaksi yang ditawarkan, menjadi harapan utama Doku untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia semakin maju. Para konsumen diharapkan dapat memanfaatkan momen ini untuk menemukan banyak penawaran menarik dari berbagai mitra yang terlibat.