Karyawan Sony PlayStation Dipecat Gegara Lelucon Kontroversial Charlie Kirk

Salah satu karyawan senior dari Sucker Punch Productions, pengembang game yang dimiliki Sony, dipecat akibat sebuah lelucon yang tidak pantas terkait kematian aktivis sayap kanan, Charlie Kirk. Drew Harrison, karyawan tersebut, membuat postingan di platform Bluesky yang berisi lelucon mengenai Kirk yang tewas akibat penembakan saat mulai berbicara di Universitas Utah Valley. "Saya harap nama penembaknya adalah Mario agar Luigi tahu bahwa saudaranya mendukungnya," tulis Harrison, yang kemudian menuai banyak reaksi negatif.

Kutipan dari Harrison di platform media sosial tersebut memicu kemarahan di kalangan pengguna, yang segera melaporkan kontennya kepada manajemen Sucker Punch dan Sony. Salah satu postingan berikutnya menunjukkan respons Harrison yang merendahkan kritik tersebut, di mana ia menuliskan, "Mungkin daripada mengirim surel ke atasan orang-orang, kalian seharusnya mengirim surel ke perwakilan kalian dan menuntut pengendalian senjata api segera."

Sony Interactive Entertainment segera mengkonfirmasi pemecatan Harrison melalui email ke media Kotaku, menegaskan bahwa ia bukan lagi karyawan Sucker Punch Productions. Keputusan ini diambil di tengah momen menegangkan bagi perusahaan, karena mereka bersiap meluncurkan game baru bernama Ghost of Yotei, yang dijadwalkan rilis pada 2 Oktober 2025 secara eksklusif untuk PlayStation 5.

Hal ini bukan hanya menjadi masalah di Sucker Punch. Dilaporkan bahwa sejumlah karyawan di studio game Blizzard milik Microsoft juga mengkritik dan merayakan kematian Kirk di media sosial. Kejadian tersebut menarik perhatian Elon Musk, yang menanggapi dengan mempertanyakan tindakan CEO Microsoft, Satya Nadella, di platform X.

Kirk, seorang aktivis kanan yang dikenal luas di AS, tewas ditembak di leher, menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Kematian Kirk tidak hanya membangkitkan isu politik, tetapi juga menyentuh aspek moral dari humor dan bereaksi terhadap tragedi. Dalam konteks ini, lelucon yang dibuat Harrison dianggap sangat tidak peka dan melanggar batas norma yang berlaku di industri game.

Berita pemecatan ini menambah daftar panjang kontroversi di dunia game, di mana banyak karyawan merasa terpengaruh oleh situasi politik yang lebih luas dan berupaya untuk menyuarakan pendapat mereka, meskipun sering kali dengan konsekuensi yang serius. Komunitas gamer dan para profesional di industri ini kini semakin memperhatikan bagaimana ucapan dan tindakan mereka dapat dipahami oleh publik, serta dampak yang mungkin ditimbulkannya.

Kejadian seperti ini menunjukkan bahwa humornya seringkali memiliki batas, terutama dalam konteks tragedi. Komentar yang dianggap "tidak pantas" atau "berlebihan" dapat berujung pada konsekuensi sanksi. Harrison sendiri mengungkapkan kekecewaannya setelah dipecat, dirasa perlu mengulangi pernyataannya bahwa jika melawan fasisme membuatnya kehilangan pekerjaan impiannya, ia akan melakukannya lagi dengan semangat yang lebih besar.

Diskursus seputar kebebasan berpendapat dan hingga batasan dalam ekspresi artistik terus mengemuka, dengan dampak besar bagi para profesional di industri kreatif. Saat game terbaru Sucker Punch akan dirilis, keadaan ini mungkin akan menjadi sorotan yang lebih besar, berkaitan dengan perilaku dan respons sosial karyawan kepada isu yang sensitif seperti ini. Dalam industri yang sangat dikontrol oleh citra publik, tindakan seperti yang dilakukan oleh Harrison bisa berdampak jauh lebih besar dari sekadar kehilangan pekerjaan.

Exit mobile version