Nvidia baru-baru ini mengumumkan investasi besar senilai USD 5 miliar, setara dengan Rp 83 triliun, dalam bentuk kerja sama teknologi dengan Intel. CEO Nvidia, Jensen Huang, menjelaskan bahwa kesepakatan ini merupakan hasil dari hampir satu tahun diskusi dengan CEO Intel, Lip-Bu Tan, yang juga merupakan teman lama Huang. Kolaborasi ini akan melibatkan pengembangan pusat data dan chip PC secara bersama antara kedua raksasa teknologi tersebut.
Dalam kerjasama ini, Nvidia berkomitmen untuk menciptakan sistem kecerdasan buatan (AI) yang mengintegrasikan prosesor Intel berbasis x86 dengan GPU Nvidia. Ini merupakan langkah strategis bagi kedua perusahaan, mengingat kebutuhan akan infrastruktur AI yang semakin meningkat. "Kami pikir ini akan menjadi investasi yang luar biasa," ujar Huang saat pengumuman tersebut, menandakan optimisme yang besar terhadap prospek kemitraan ini.
Kolaborasi yang Menjanjikan
Meskipun saham Intel mengalami penurunan sebesar 31,78% dalam lima tahun terakhir, Nvidia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan kini menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai pasar melebihi USD 4,25 triliun. Sementara itu, nilai Intel saat ini hanya sekitar USD 143 miliar. Dalam konteks ini, kolaborasi antara Nvidia dan Intel diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Nvidia menekankan bahwa mereka akan mendukung CPU Intel dalam aplikasi AI. Saat ini, infrastruktur AI modern seringkali memerlukan beberapa GPU Nvidia untuk setiap CPU, yang menunjukkan kebutuhan akan sinergi antara kedua jenis teknologi ini. Sistem AI seperti NVL72 yang digunakan oleh Microsoft kini lebih banyak mengandalkan CPU berbasis Arm, namun Huang menyatakan bahwa Nvidia akan segera mengintegrasikan CPU Intel untuk pemrosesan AI.
Pasar yang Luas
Dalam pernyataannya, Huang juga mengungkapkan bahwa pasar untuk kolaborasi produk ini diperkirakan bernilai hingga USD 50 miliar. "Kami akan menjadi pelanggan CPU Intel yang sangat besar, dan kami juga akan menjadi pemasok besar chiplet GPU ke dalam chip Intel," imbuh Huang, menegaskan komitmen Nvidia untuk memperkuat kerja sama ini. Selain itu, Intel juga akan menawarkan CPU bagi laptop dan PC yang terintegrasi dengan GPU Nvidia.
Dampak Jangka Panjang
Dengan kemitraan ini, Nvidia dan Intel tidak hanya mengincar pangsa pasar yang lebih besar di sektor AI, tetapi juga bertujuan untuk memperkuat fondasi teknologi mereka masing-masing. Huang meyakini bahwa hubungan ini tidak akan memengaruhi bisnis Nvidia dengan Arm, yang merupakan salah satu pemain utama dalam industri chip.
Pengumuman investasi ini tentunya menarik perhatian para investor dan analis industri, mengingat pentingnya kedua perusahaan dalam pengembangan teknologi komputer dan AI. Kesepakatan ini juga memunculkan harapan baru bagi Intel untuk kembali bersaing secara lebih efektif di pasar yang semakin kompetitif.
Melihat ke depan, kerjasama ini mungkin menjadi salah satu langkah penting dalam pengembangan teknologi AI dan komputasi di tingkat yang lebih tinggi. Dengan Nvidia yang memimpin dalam inovasi GPU dan Intel berfokus pada pengembangan CPU, kombinasi ini dapat membuka jalan bagi solusi yang lebih efisien dan kuat untuk kebutuhan pemrosesan data masa depan.
