Gambar terbaru dari galaksi jauh HerS-3 mengungkapkan penemuan menarik di dunia astronomi: adanya material gelap yang tidak biasa. Gumpalan besar materi gelap ini terlihat menambahkan dimensi baru pada fenomena yang dikenal dengan nama “Einstein Cross,” di mana cahaya dari galaksi jauh terdistorsi oleh gravitasi objek masif di depannya.
Ketika tim astronom pertama kali mendapatkan gambar ini, mereka terkejut dan curiga ada kesalahan pada data. Pierre Cox, astronom dari Pusat Nasional Penelitian Ilmiah Prancis, mengungkapkan rasa herannya, mengatakan, “Kami seperti, ‘Apa-apaan ini?’” Fenomena Einstein Cross biasanya hanya menunjukkan empat titik cahaya, namun dalam gambar ini, terlihat adanya titik kelima di tengah, yang tidak biasanya muncul.
Fenomena langka ini terjadi ketika cahaya dari galaksi atau quasar terdistorsi oleh efek gravitasi. Charles Keeton, astronom dari Universitas Rutgers, menjelaskan bahwa kehadiran titik kelima menandakan adanya sesuatu yang tidak biasa berhubungan dengan massa yang membelokkan cahaya tersebut. Tim peneliti kemudian memastikan bahwa semua titik cahaya berasal dari HerS-3, menyingkirkan dugaan adanya objek lain yang menghalangi pandangan.
Dalam studi yang diterbitkan pada 16 September di The Astrophysical Journal, ilmuwan menggunakan pemodelan komputer untuk memahami fenomena ini lebih dalam. Mereka membandingkan gambar tersebut dengan data dari Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Cile, dan menemukan konsistensi yang mendekati hasil observasi.
Materi gelap merupakan objek yang dikenal sulit untuk dimonitor karena tidak menyerap atau memantulkan cahaya. Namun, keberadaannya dapat dipastikan melalui pengaruh gravitasi yang ditimbulkannya, dapat menarik cahaya dari objek yang lebih jauh. Gumpalan besar materi gelap di depan HerS-3 terbukti cukup kuat untuk membelokkan cahaya galaksi tersebut, menyebabkannya terdistorsi menjadi pola Einstein Cross yang aneh.
Penemuan ini memberikan peluang yang menarik bagi para ilmuwan untuk mempelajari interaksi antara materi gelap dan objek kosmik lainnya. “Kami dapat mempelajari sekaligus galaksi jauh itu dan materi tak kasatmata yang membelokkan cahayanya,” kata Cox.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai materi gelap, peneliti berharap dapat menggali lebih dalam tentang sifat dan perilakunya, serta bagaimana materi gelap memengaruhi evolusi galaksi dan struktur besar alam semesta. Tim peneliti berencana melakukan pengamatan lebih lanjut untuk menguji dan menyempurnakan model komputasi yang telah mereka buat.
Dalam skala yang lebih besar, pemahaman tentang materi gelap sangat penting untuk memecahkan berbagai misteri yang masih mengelilingi alam semesta, termasuk bagaimana ia membentuk galaksi dan bagaimana pengaruhnya terhadap struktur ruang waktu. Dengan data terbaru dari pengamatan galaksi HerS-3, astronom kini memiliki dasar yang kuat untuk melanjutkan eksplorasi dan penelitian lebih lanjut tentang salah satu komponen paling misterius dalam kosmologi ini.
