Bisa Berbagi Lokasi via Instagram Map, Ahli IT Ungkap Risiko Keamanan Data

Instagram kini menghadirkan fitur baru bernama Instagram Map yang memungkinkan pengguna berbagi lokasi aktif secara real-time kepada para pengikutnya. Dengan fitur ini, pengguna dapat menunjukan posisi terkini di peta dan menemukan konten yang dipublikasikan berdasarkan lokasi tertentu. Namun, peluncuran fitur ini juga mendapat perhatian dari para ahli IT yang mengingatkan potensi risiko privasi dan keamanan.

Instagram Map tersedia di bagian Direct Message (DM) pada kolom status teman, menampilkan peta dunia atau wilayah dengan foto profil pengguna yang sedang berbagi lokasi. Lokasi yang ditampilkan cukup detail hingga mencakup area dan nama jalan. Pengguna harus mengaktifkan layanan lokasi di perangkat terlebih dahulu agar fitur bisa digunakan. Hanya akun yang saling mengikuti yang dapat menerima pembaruan posisi pengguna lain. Instagram juga melengkapi fitur ini dengan indikator yang jelas di bagian atas peta, menandakan apakah pengguna sedang membagikan lokasi atau tidak, serta apakah izin lokasi di perangkat sudah aktif.

Pengaturan berbagi lokasi dapat diubah kapan saja lewat menu pengaturan di Instagram Map. Pengguna dapat menentukan siapa saja yang dapat melihat lokasi mereka atau menonaktifkan fitur ini sepenuhnya. Ketika fitur berbagi lokasi diaktifkan, posisi akan diperbarui tiap kali aplikasi dibuka dan secara otomatis hilang setelah 24 jam, kecuali jika pengguna membuka aplikasi kembali. Indikator di pojok kanan atas peta menunjukkan status berbagi lokasi dengan tanda panah biru (aktif berbagi dengan orang terpilih), titik merah (tidak berbagi lokasi), dan segitiga oranye (izin lokasi belum aktif di perangkat). Fitur kontrol bagi orang tua juga tersedia, memungkinkan mereka memantau dan mengatur akses berbagi lokasi anak remajanya.

Spesialis Keamanan Teknologi, Alfons Tanujaya, dalam wawancara dengan Katadata.co.id, menekankan bahwa Instagram Map tak jauh berbeda dengan fitur berbagi lokasi di platform lain seperti WhatsApp, Google Maps, atau aplikasi transportasi daring seperti Gojek dan Grab. Alfons berpendapat, fitur ini sebenarnya dapat membantu pengguna menemukan lokasi menarik dan relevan. Namun, ia meminta agar pengguna tetap waspada dan mengelola pengaturan lokasi dengan bijak.

Menurut Alfons, potensi bahaya justru muncul jika pengguna tidak mengontrol siapa yang dapat melihat lokasi mereka atau membagikannya secara sembarangan. Risiko ini meliputi pelacakan pengguna oleh pihak tidak bertanggung jawab, pencurian data, hingga kemungkinan kejahatan terkait informasi posisi terkini. Oleh karena itu, ia mengimbau agar fitur berbagi lokasi tidak diaktifkan selalu secara default dan hanya digunakan bila memang diperlukan.

Secara teknis, risiko keamanan lokasi digital memang menuntut kesadaran pengguna pada setiap platform yang menyediakan fitur serupa. Alfons menambahkan, “Ini berlaku untuk semua platform, tidak hanya Instagram Map.” Pengguna diimbau untuk lebih selektif dalam membagikan informasi sensitif seperti posisi geografis, khususnya di media sosial yang dapat diakses oleh banyak orang.

Instagram sendiri berupaya meningkatkan kesadaran pengguna dengan memberikan notifikasi edukatif setiap kali pengguna menambahkan tag lokasi di unggahan Story, Reel, maupun feed. Pratinjau peta juga memperlihatkan bagaimana unggahan tersebut akan muncul di Instagram Map. Dengan begitu, pengguna diharapkan memahami konsekuensi berbagi lokasi secara terbuka.

Fitur Instagram Map ini menjadi inovasi yang menarik untuk mempererat interaksi sosial dan eksplorasi tempat, namun perlu diimbangi dengan kebijakan pengaturan privasi yang ketat. Pengguna yang memahami potensi risiko dan secara aktif mengelola pengaturan privasi dapat meminimalisir bahaya sekaligus menikmati manfaat fitur ini secara optimal.

Secara keseluruhan, kemunculan Instagram Map mempertegas tren penggunaan data lokasi dalam layanan media sosial. Perkembangan ini juga mengharuskan masyarakat dan pengembang teknologi untuk terus menjaga keseimbangan antara kemudahan akses informasi dan perlindungan privasi digital. Menyadari hal ini penting agar fitur berbagi lokasi tidak justru menjadi celah yang membahayakan pengguna di era digital saat ini.

Source: katadata.co.id

Exit mobile version