Kasus pencemaran radioaktif di kawasan industri logam sering kali luput dari perhatian, padahal bahaya yang ditimbulkannya tidak kalah serius dibandingkan insiden yang terjadi di reaktor nuklir. Baru-baru ini, situasi di Cikande, Banten, Indonesia menunjukkan bahwa pencemaran dari pengolahan besi dan logam bisa berakibat fatal. Di sinilah, kita akan membahas lima daerah di dunia yang pernah mengalami pencemaran radioaktif akibat aktivitas di sektor ini, mengingatkan kita semua akan potensi risiko tersebut.
1. Ciudad Juárez, Meksiko (1983)
Salah satu tumpahan bahan radioaktif terburuk dalam sejarah terjadi di Ciudad Juárez ketika seorang teknisi listrik tidak sengaja membuka kapsul berisi kobalt 60. Peristiwa ini menyebabkan lebih dari 200 orang terpapar radiasi, dengan tingkat radiasi yang dilepaskan lebih tinggi daripada kecelakaan di Three Mile Island. Insiden ini menjadi contoh nyata bagaimana ketidakawanan dalam pengelolaan bahan berbahaya dapat menimbulkan dampak luas bagi masyarakat.
2. Cadiz, Spanyol (1998)
Di pabrik baja Acerinox, gas radioaktif berhasil bocor akibat penggunaan besi tua yang terkontaminasi Cesium-137. Meskipun perusahaan melaporkan kebocoran lebih dari seminggu setelah terdeteksi, efek pencemaran tidak hanya melanda Spanyol, tetapi juga menjangkau negara-negara tetangga seperti Prancis dan Jerman. Ini menunjukkan bahwa pencemaran lingkungan bisa melampaui batas geografis, mengancam kesehatan banyak orang.
3. Chernobyl, Ukraina (1986)
Kecelakaan di reaktor Chernobyl merupakan salah satu bencana paling terkenal dan menghancurkan dalam sejarah. Insiden ini dipicu oleh serangkaian kesalahan operasional yang berujung pada ledakan besar, melepaskan radiasi ke atmosfer dan menyebabkan pengungsian massal. Meskipun bukan hasil pengolahan logam biasa, dampaknya mengingatkan kita akan risiko yang mengintai dalam industri yang tidak tepat pengelolaannya.
4. Goiania, Brasil (1987)
Di Goiania, unit teleterapi yang terlantar ditinggalkan tanpa pemberitahuan oleh Institut Radioterapi. Ketika mesin tersebut dibongkar, Cesium-137 terlepas dan menyebar di antara masyarakat yang tidak menyadari bahaya tersebut. Hasilnya adalah keracunan radiasi akut yang mengakibatkan kematian beberapa orang dan membangkitkan perhatian dunia terhadap pentingnya pengelolaan limbah radioaktif.
5. Serpong, Indonesia (2020)
Kasus terbaru terjadi di Serpong, Indonesia, ketika Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menemukan paparan radioaktif di dekat Perumahan Batan Indah. Dengan tingkat radiasi mencapai sepuluh kali ambang batas normal, petugas langsung melakukan investigasi serta dekontaminasi tanah. Hal ini mengingatkan kita bahwa meski lokasi tampak aman, potensi bahaya tetap ada, terutama di daerah industri.
Dengan meningkatnya aktivitas industri, penting bagi setiap negara untuk menerapkan regulasi yang ketat dalam pengelolaan bahan berbahaya dan limbah radioaktif. Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pemantauan juga diperlukan untuk memastikan keamanan di lingkungan mereka. Situasi di Cikande dan daerah-daerah lainnya menekankan pentingnya edukasi tentang risiko radiasi serta tindakan preventif yang harus diambil untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa pencemaran radioaktif bukan hanya isu lokal, tetapi juga tantangan global. Kejadian-kejadian ini menuntut perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku industri. Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri, pengelolaan risiko harus diperkuat agar tidak ada lagi komunitas yang menjadi korban akibat lemahnya pengawasan dan regulasi.
Source: ototekno.okezone.com
