Strava Ungkap Fakta Lari di Indonesia: Boomer Rata-Rata 20km, Gen Z Hanya 14km!

Strava baru saja mengungkapkan data menarik terkait aktivitas pelari di Indonesia menjelang Jakarta Running Festival (JRF) 2025. Dalam analisis yang dilakukan Strava, terdapat perbedaan mencolok dalam jarak lari antara dua generasi, yakni Boomer dan Gen Z. Sementara generasi Boomer mencatat jarak lari rata-rata lebih dari 20 kilometer per minggu, Gen Z hanya mampu mencapai rata-rata 14 kilometer. Data ini tidak hanya menggambarkan kebiasaan berlari, tetapi juga mengindikasikan pergeseran perilaku sosial dalam komunitas pelari.

Data terkini dari Strava menunjukkan bahwa rata-rata jarak lari mingguan pengguna di Indonesia adalah 16 kilometer. Namun, angka ini dipengaruhi oleh partisipasi pemakai aktif yang terdaftar di platform. Dengan fokus pada komunitas yang lebih terlibat, temuan ini menjadi lebih relevan bagi pemangku kepentingan di industri olahraga, meskipun tidak mewakili keseluruhan populasi Indonesia.

Disparitas Jarak Lari Antara Generasi

Ketika membandingkan jarak yang ditempuh, generasi Boomer menunjukkan ketahanan yang lebih baik dengan rata-rata jarak lebih dari 20 kilometer. Sementara itu, Gen Z, meskipun terkenal dengan gaya hidup aktif dan keterlibatan sosial, mencatat rata-rata jarak yang lebih pendek yaitu 14 kilometer. Hal ini menciptakan sebuah narasi yang menarik, di mana Gen Z ternyata tidak berada di posisi terdepan dalam hal endurance meskipun lebih aktif dalam hal kegiatan sosial berlari.

Perilaku dan Preferensi dalam Aktivitas Olahraga

Dari data yang dirilis juga terlihat bahwa sekitar 65% pengguna Strava di Indonesia menggabungkan lari dengan aktivitas olahraga lainnya untuk mengurangi risiko cedera. Aktivitas ini meliputi berjalan kaki, bersepeda, dan latihan beban. Menariknya, pengguna wanita menunjukkan kecenderungan untuk melakukan diversifikasi aktivitas lebih tinggi dibandingkan pria, dengan 74% wanita melengkapi latihan mereka dengan olahraga lain.

Di sisi lain, tren berlari dalam kelompok semakin menjadi pilihan bagi pelari, dengan 33% pengguna lebih memilih berlari dalam grup. Hal ini menunjukkan bahwa elemen komunitas menjadi pendorong penting bagi Gen Z, yang lebih suka berinteraksi secara sosial selama berolahraga.

Kemitraan Strategis dengan JRF 2025

Sebagai tanda komitmen untuk menguatkan posisi di pasar Indonesia, Strava mengumumkan kemitraan dengan Jakarta Running Festival 2025. Langkah ini akan digunakan untuk meningkatkan awareness pengguna dan melibatkan mereka dalam kegiatan offline. Melalui inisiatif seperti Strava Cheering Zone dan peluncuran Strava Indonesia Club, platform ini ingin menjadikan lari tidak hanya sebagai kegiatan individual, tetapi juga sebagai pengalaman komunitas yang menyenangkan.

Sabian Tama, seorang pengguna Strava, menjelaskan bahwa interaksi di platform sangat membantu dalam membangun koneksi dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama. "Strava bikin saya bisa connect sama teman-teman yang punya energi aktif dan sporty. Jadi tiap sesi terasa lebih fun," ujarnya. Pengakuan ini menegaskan pentingnya komunitas dalam strategi Strava untuk mempertahankan dan meningkatkan keterlibatan pengguna.

Implikasi untuk Masa Depan Olahraga

Dengan kemitraan ini, Strava tidak hanya berupaya untuk memperluas pangsa pasarnya, tetapi juga menempatkan diri sebagai platform yang mendorong pengguna untuk berinteraksi di dunia nyata. Pertumbuhan jumlah klub hingga hampir enam kali lipat dibandingkan tahun lalu menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk monetisasi lebih lanjut dari komunitas pelari di Indonesia, yang terus berkembang pesat.

Data yang dihasilkan tidak hanya memperlihatkan perbedaan dalam pola lari antar generasi, tetapi juga menggambarkan ingin dinamikanya komunitas berlari di Indonesia. Hal ini menjadi pertanda bahwa kedepannya, olahraga lari akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial, keanggotaan kelompok, dan keterlibatan komunitas, daripada sekadar fokus pada jarak tempuh yang dihasilkan.

Source: tekno.sindonews.com

Exit mobile version