Penerus Galaxy S25 Ultra: Akankah Samsung Gunakan Exynos 2600?

Setelah beberapa tahun mempercayakan lini Ultra pada chipset Snapdragon, Samsung dilaporkan akan kembali menggunakan prosesor buatannya sendiri, Exynos 2600, untuk penerus Galaxy S25 Ultra, yaitu Galaxy S26 Ultra. Penggunaan Exynos 2600, yang diproduksi dengan teknologi 2 nanometer (nm), menandai sebuah kebangkitan penting bagi Samsung Foundry, dan akan berfungsi sebagai penguat daya saing perusahaan di pasar smartphone global.

Keputusan ini terbilang signifikan, mengingat penggunaan Exynos dalam perangkat Galaxy Ultra terakhir kali terjadi pada Galaxy S22 Ultra pada tahun 2022. Selama tiga tahun, Samsung cenderung mendistribusikan model flagship mereka dengan kombinasi Exynos untuk Eropa dan Korea, dan Snapdragon untuk pasar AS, Jepang, serta China. Namun, Galaxy S26 Ultra berpotensi menghadirkan Exynos di lebih banyak wilayah, sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat kemandirian dan mencitrakan teknologi Korea Selatan.

Performa Unggul Exynos 2600

Exynos 2600 diklaim lebih unggul dibandingkan pesaing-pesaing terdekatnya. Chipset ini diproduksi pada proses fabrikasi 2nm generasi kedua, yang menawarkan efisiensi daya lebih baik dibandingkan Snapdragon 8 Elite Gen 5 serta Apple A19 Pro yang mengandalkan proses 3nm. Bocoran hasil benchmark menunjukkan bahwa performa Exynos 2600 mencapai angka yang mengesankan. Beberapa data menunjukkan bahwa:

  1. AI-nya enam kali lebih cepat dari Apple A19 Pro.
  2. Performa multi-core 15% lebih tinggi dibandingkan A19 Pro.
  3. Kekuatan grafik 75% lebih superior dibandingkan A19 Pro.
  4. Kemampuan AI-nya 30% lebih cepat dibanding Snapdragon 8 Elite Gen 5.
  5. GPU-nya 29% lebih bertenaga dari Snapdragon 8 Elite Gen 5.

Dengan dukungan CPU 10 inti, termasuk satu inti utama dengan kecepatan 3,8GHz, chipset ini juga dibekali modem 5G terpisah yang memberikan lebih banyak ruang bagi unit pemrosesan grafis dan algoritma AI.

Inovasi Pendinginan untuk Performa Stabil

Untuk menjaga performa agar tetap optimal, Samsung menerapkan teknologi Heat Pass Block (HPB) dan Fan-Out Wafer Level Packaging (FOWLP). Kedua teknologi ini berfungsi untuk mengelola suhu perangkat dan mencegah overheating, yang umum terjadi pada chipset dengan performa tinggi. Dengan inovasi ini, Samsung menunjukkan komitmennya dalam memberikan pengalaman pengguna terbaik.

Strategi Global Perusahaan

Langkah Samsung dalam memproduksi dan mendistribusikan Exynos 2600 bukanlah sekadar eksperimen. Ini merupakan bagian dari strategi untuk mendukung divisi semikonduktor dan System LSI, yang selama beberapa tahun terakhir menghadapi tantangan dalam industri. Dengan memproduksi chip yang mampu bersaing langsung dengan TSMC, Samsung berupaya memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam inovasi semikonduktor global.

Penggunaan Exynos di Galaxy S26 Ultra dapat menjadi tonggak penting dalam sejarah lini Ultra, terutama jika performa akhir sesuai dengan klaim awal. Jika semua berjalan lancar, Galaxy S26 Ultra tidak hanya akan melanjutkan warisan perangkat flagship Samsung, tetapi juga dapat mempertegas posisi perusahaan sebagai pelopor dalam teknologi smartphone.

Langkah ini menunjukkan bahwa Samsung semakin berani untuk menghadirkan produk yang mengandalkan teknologi internal, sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas dan inovasi di tengah ketatnya persaingan pasar smartphone. Seperti yang dilaporkan oleh berbagai sumber, termasuk Phonearena, perubahan ini adalah simbol dari kebangkitan Samsung Foundry, yang akhirnya mampu bersaing di jajaran chip paling canggih di dunia.

Source: inet.detik.com

Exit mobile version