Penggunaan sistem baterai kembali berkembang pesat, terutama dalam sektor teknologi nirkabel yang semakin banyak digunakan di berbagai bidang, mulai dari alat elektronik hingga perkakas. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap efisiensi dan portabilitas, perangkat bebas kabel seperti perkakas cordless menjadi pilihan populer. Penggunaan perkakas ini menghilangkan ketergantungan pada sumber daya listrik berkabel atau bahan bakar fosil, memberikan kebebasan lebih bagi penggunanya.
Perkakas cordless dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan mobilitas tinggi. Alat ini dapat digunakan di lokasi yang tidak memiliki akses langsung ke sumber listrik, serta di area yang memiliki keterbatasan bahan bakar. Keunggulan lain dari teknologi ini adalah mengurangi risiko keselamatan akibat kabel terkelupas atau tersangkut, yang sering terjadi pada perkakas tradisional. Sebagai hasilnya, perkakas cordless lebih mudah dipindahkan dan digunakan dalam berbagai situasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, trend adopsi alat-alat ini di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif. Menurut data, peningkatan ini berakar dari kemajuan teknologi baterai lithium-ion dan motor brushless yang lebih efisien. Permintaan pasar juga berperan signifikan, terutama untuk alat yang lebih praktis, portabel, dan hemat energi. Hal ini mendorong produsen untuk terus berinovasi, menciptakan perkakas yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Salah satu perusahaan yang menonjol dalam pengembangan teknologi nirkabel adalah Milwaukee. Mereka menghasilkan berbagai varian produk yang mengadaptasi teknologi cordless. Milwaukee mengeluarkan tiga kategori produk utama: M12 FUELTM (12V yang terdiri dari 150 produk), M18 FUELTM (18V dengan 250 produk), dan MX FUELTM (72V dengan 15 produk). Husen Kasim, Commercial Director Milwaukee Tool Indonesia, menyatakan bahwa seluruh alat yang mereka tawarkan menggunakan baterai yang dapat diisi ulang, menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan.
“Teknologi cordless bukan hanya tentang alat kerja tanpa kabel, namun juga menyangkut aspek keselamatan, kecepatan, dan penghematan sumber daya,” ungkap Husen. Ia menyoroti bahwa teknologi ini bisa menjadi solusi untuk industri yang membutuhkan performa tinggi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Milwaukee juga berkomitmen untuk mendaur ulang baterai dan pengisi daya yang telah digunakan, menjadikannya sebagai langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Saat ini, belum ada pabrikan alat di Indonesia yang menunjukkan komitmen serupa dalam hal daur ulang. Oleh karena itu, upaya Milwaukee untuk memperkenalkan teknologi ini di Balikpapan, Kalimantan, diharapkan dapat menjadi langkah awal yang mendukung keselamatan pengguna dan kelestarian lingkungan.
Pasar peralatan nirkabel di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan kesadaran konsumen dan keberadaan distribusi yang lebih luas. Badan riset menunjukkan bahwa ada potensi besar dalam malware yang berkaitan dengan alat nirkabel di berbagai sektor industri, memperkuat argumen tentang nilai dari teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan peningkatan adopsi teknologi ini, perusahaan-perusahaan di sektor industri harus mulai mempertimbangkan integrasi perangkat cordless dalam lini produksi mereka. Investasi dalam teknologi baterai dan nirkabel, serta dukungan terhadap praktik daur ulang, menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan berkelanjutan. Penggunaan baterai yang efisien tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga memastikan kelangsungan sumber daya untuk masa depan industri di Indonesia.
Source: www.inews.id
