Penemuan Ular Purba Terekam di Dasar Laut Dekat Pulau Komodo

Fenomena menarik baru-baru ini terungkap di perairan dekat Pulau Komodo, Indonesia, di mana seorang penyelam bernama John Roney berhasil merekam seekor ular purba yang jarang terlihat. Dalam video tersebut, ular file laut yang dikenal dengan nama ilmiah Acrochordus granulatus, memperlihatkan kemampuannya melakukan kamuflase yang luar biasa. Ular ini tampak meluncur perlahan di dasar laut, menyerupai tumpukan alga yang hidup, sehingga sangat sulit untuk terlihat oleh mata manusia.

Dalam unggahan Instagram-nya, Roney menyebut ular ini sebagai "predator penyergap yang tertutup alga." Ia menjelaskan, "Salah satu hal favorit saya dari ular file laut adalah kamuflase uniknya. Kulitnya yang kasar menjebak alga, memberikan tampilan hijau berbintik-bintik yang berpadu sempurna dengan mangrove dan padang lamun." Strategi penyamaran ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi bagi kelangsungan hidup spesies ini dalam ekosistem laut yang kaya.

Keberadaan Spesies Purba di Taman Nasional Komodo

Rekaman tersebut diabadikan di sekitar Taman Nasional Komodo, kawasan warisan dunia UNESCO yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Di sini, ular file laut sering terlihat di antara karang dan lamun, menegaskan bahwa ekosistem pesisir Nusa Tenggara Timur masih mendukung kehidupan spesies yang terancam. Habitatnya, yang terdiri dari padang lamun dan hutan mangrove, menjadi tempat berkembang biak yang penting.

Ular file laut ini bukan bagian dari keluarga ular laut sejati, melainkan termasuk dalam kelompok ular purba yang sepenuhnya akuatik. Walaupun memiliki kemampuan hidup di dalam air, ular ini masih bernapas menggunakan paru-paru dan dapat muncul ke permukaan untuk mengambil udara, mirip dengan mamalia laut. Karakteristik kulitnya yang kasar memungkinkan ular ini untuk bergerak dengan efisien saat berburu mangsa, seperti ikan kecil dan makhluk laut lainnya.

Ancaman dan Konservasi

Menurut data dari IUCN Red List, spesies ini dikategorikan sebagai "Least Concern" atau risiko rendah. Namun, habitatnya tetap terancam oleh berbagai aktivitas manusia, termasuk penangkapan ikan berlebihan dan pencemaran laut. Meski begitu, ular file laut ini tidak berbisa dan cenderung menghindari interaksi dengan manusia, membuatnya menjadi bagian penting dari rantai makanan ekosistem laut dangkal.

Kewajiban untuk melindungi lingkungan pesisir menjadi semakin mendesak untuk menjaga keberlangsungan spesies langka seperti Acrochordus granulatus. Pengembangan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik dibutuhkan agar ekosistem ini tetap terjaga serta mendukung berbagai kehidupan laut yang ada.

Volatilitas Ekosistem Laut

Kehadiran ular file laut di perairan Komodo mengingatkan kita akan kerentanan ekosistem laut. Meski saat ini spesies ini tidak menghadapi ancaman langsung yang mematikan, dampak jangka panjang dari perubahan lingkungan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. Sementara itu, penemuan ini juga membuka kesempatan bagi peneliti untuk lebih memahami perilaku dan ekologi ular purba ini, serta pentingnya peran mereka dalam ekosistem laut.

Dengan penemuan seperti ini, Pulau Komodo dan sekitarnya tetap menjadi objek penelitian penting untuk memahami keanekaragaman hayati di lautan. Sementara perhatian publik terhadap penemuan unik ini terus tumbuh, penting untuk mendorong prakarsa pelestarian yang dapat membantu melindungi spesies langka dan habitatnya di masa depan.

Source: inet.detik.com

Exit mobile version