Analisis forensik terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang pembunuhan brutal seorang adipati Hungaria yang terjadi 750 tahun lalu. Bela, Adipati Macso, ditemukan tewas dengan lebih dari dua lusin luka akibat serangan dari setidaknya tiga pelaku. Penelitian ini dilakukan oleh ahli osteoarkeologi dari University of Helsinki, Martin Trautmann, yang menjelaskan proses rekonstruksi luka berdasarkan keterkaitan antar cedera.
Dalam studi ini, ditemukan 26 luka di tubuh Bela pada saat kematiannya, termasuk sembilan luka di tengkorak dan 17 di bagian tubuh lainnya. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam jurnal Forensic Science International: Genetics edisi Februari 2026. Kejadian pembunuhan ini terungkap berkat penggalian yang dilakukan di tahun 1915, ketika kerangka seorang pemuda ditemukan di biara abad ke-13 di Pulau Margaret, dekat Budapest.
Berdasarkan lokasi pemakaman dan bukti luka pada tulang, kerangka tersebut diyakini milik Bela, cucu dari Raja Bela IV. Menurut catatan sejarah, ia dibunuh pada 1272, dan jasadnya yang dimutilasi dikumpulkan oleh keluarganya sebelum dimakamkan. Investigasi awal yang berlangsung selama bertahun-tahun menunjukkan banyak luka tebasan pedang, namun tulang tersebut hilang selama Perang Dunia II.
Kerangka tersebut ditemukan kembali pada tahun 2018 dalam sebuah kotak kayu di Museum Sejarah Alam Hongaria. Peneliti Tamas Hajdu dan timnya kemudian membandingkan DNA kerangka dengan dua kerabat Bela, yaitu Raja Bela III dan Ladislaus I, untuk mengonfirmasi identitasnya. Hasilnya menunjukkan bahwa kerangka itu benar milik Bela, Adipati Macso.
Detail Pembunuhan yang Menunjukkan Kebrutalan
Studi mendalam mengungkap bahwa Bela mengalami luka defensif di tangan dan lengan. Ini mengindikasikan ia berusaha melawan serangan, tetapi tidak memiliki senjata atau perlindungan. Luka-lukanya menunjukkan bahwa ia tidak mengenakan baju zirah, yang berarti pembunuhan ini memang direncanakan dengan matang.
Trautmann menjelaskan, serangan kemungkinan dimulai dari depan dengan pukulan ke kepala dan tubuh bagian atas. Analisis menunjukkan setidaknya dua jenis senjata digunakan dalam serangan tersebut, menandakan bahwa lebih dari satu pelaku terlibat. Menurut penemuan ini, Bela terhuyung akibat serangan dari samping sebelum terjatuh.
Salah satu pelaku menyerang punggung Bela hingga melumpuhkannya, lalu menghabisi nyawanya dengan menyerang kepala. Jumlah luka yang sangat banyak melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk mengakhiri hidup seseorang, imbas dari suatu kebencian yang mendalam.
Motif di Balik Pembunuhan
Menurut catatan sejarah, Bela dibunuh oleh bangsawan lain bernama Henrik Koszegi dan sekutunya. Koszegi sebelumnya adalah mentor Bela, namun hubungan mereka memburuk setelah kekalahan dalam suatu pertempuran. Faksi-faksi bangsawan saat itu bersaing memperebutkan kekuasaan, dan dengan peluang Bela untuk naik takhta, ia dipandang sebagai ancaman.
Trautmann menyatakan, "Saya rasa ini sangat personal." Kejadian ini mencerminkan betapa kompleks dan berdarahnya persaingan politik di kalangan bangsawan pada masa itu. Pembunuhan Bela menunjukkan bahwa ambisi politik seringkali tidak mengenal batasan moral.
Studi ini tidak hanya mengungkap sejarah kelam seorang adipati, tetapi juga memberikan wawasan tentang dinamika sosial dan politik di Hungaria pada abad ke-13. Melalui teknik forensik modern, peneliti berhasil menerobos ke dalam misteri yang terpendam selama berabad-abad. Penemuan ini menambah pemahaman kita tentang pola kekerasan dan ambisi kekuasaan yang pernah menguasai kehidupan aristokrasi pada masa lalu.
Baca selengkapnya di: inet.detik.com