Instagram Rencanakan Penutupan Akun Pengguna Remaja Mulai Desember 2025: Apa Penyebabnya?

Akun Instagram pengguna remaja di Australia akan ditutup mulai 4 Desember 2025. Kebijakan ini ditujukan untuk melindungi remaja berusia 13 hingga 15 tahun. Itu sebagai respons terhadap tantangan terkait kesehatan mental dan keamanan online.

Meta, perusahaan induk Instagram, mengungkapkan bahwa kebijakan ini mengikuti undang-undang baru yang mulai berlaku pada 10 Desember. Undang-undang ini berupaya menciptakan lingkungan media sosial yang lebih aman bagi anak-anak. Hal ini juga akan berdampak pada platform Facebook dan Threads.

Menurut Komisi Keamanan Elektronik Australia, terdapat sekitar 350.000 remaja berusia 13 hingga 15 tahun yang aktif di Instagram. Selain itu, sekitar 150.000 remaja juga terdaftar di Facebook. Mulai 4 Desember, mereka tidak hanya kehilangan akses ke akun mereka. Mereka juga tidak akan bisa mendaftar untuk akun baru di platform Meta.

Meta telah memulai proses pengiriman pemberitahuan kepada pengguna yang terkena dampak. Pemberitahuan tersebut berisi informasi tentang penutupan akun dan proses keberatan yang dapat diajukan. Pengguna diwajibkan memberikan bukti usia melalui pemindaian wajah atau kartu identitas untuk mengajukan keberatan.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyatakan bahwa langkah ini adalah yang pertama di dunia. Dia berharap kebijakan ini akan membantu anak-anak tumbuh tanpa tekanan berlebihan dari media sosial. Masyarakat semakin menyadari dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

Sementara itu, pemerintah juga mempertimbangkan larangan bagi anak di bawah 13 tahun untuk membuat akun di media sosial. Jika undang-undang dilanggar, akibatnya bisa sangat serius. Pelanggar dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun.

Kebijakan ini memberi tekanan kepada platform lain, seperti TikTok, YouTube, X, dan Reddit. Semua platform ini juga diharuskan untuk mematuhi aturan yang sama. Hal ini menciptakan standar baru dalam pengelolaan akun pengguna di media sosial.

Rencana ini bertujuan untuk mengurangi risiko yang dihadapi anak dan remaja saat online. Banyak ahli merekomendasikan perlunya lebih banyak perlindungan bagi pengguna yang lebih muda. Langkah ini diharapkan dapat mendorong platform lain untuk mengambil tindakan serupa.

Masyarakat perlu memahami bahwa kebijakan ini bukan semata-mata untuk membatasi kebebasan anak. Namun, tujuan utama adalah menciptakan ruang yang lebih aman dan positif secara daring. Keberadaan remaja di platform media sosial harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Melihat dampak yang ada, kebijakan ini mungkin menjadi acuan bagi negara lain dalam mengatur penggunaan media sosial oleh remaja. Langkah tersebut menunjukkan keseriusan dalam mengatasi tantangan kesehatan mental dan keamanan online. Pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat memperbaiki pengalaman pengguna di platform digital.

Dengan demikian, langkah ini mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi mencapai keamanan digital yang lebih baik. Kesadaran akan pentingnya perlindungan remaja di dunia maya semakin mendesak. Terlebih lagi, media sosial harus bisa menjadi ruang yang mendukung perkembangan positif anak-anak dan remaja di era digital ini.

Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com
Exit mobile version