Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang berupaya untuk mendorong budaya menabung di kalangan pelajar Indonesia. Melalui kegiatan literasi keuangan, lembaga ini menargetkan peningkatan simpanan pelajar sebesar 5 persen pada tahun 2026. Target ini diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) yang berlangsung di Buperta Pramuka Cibubur.
Friderica menyatakan, peningkatan simpanan pelajar ini diharapkan dapat dicapai di berbagai jenis sekolah, baik negeri maupun swasta. "Moga-moga bisa naik untuk pencapaian kita semua," ujarnya pada 16 Agustus 2025. Hal ini menunjukkan komitmen OJK dalam meningkatkan kesadaran pelajar akan pentingnya menabung sejak dini.
OJK juga tidak hanya fokus pada siswa reguler, tetapi juga mendorong inklusi keuangan bagi pelajar difabel. Komitmen ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045. Perhatian terhadap akses keuangan yang setara ini menegaskan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, harus mendapatkan kesempatan untuk belajar mengelola keuangan.
Statistik terbaru menunjukkan bahwa nilai tabungan pelajar di Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 32 triliun. Angka ini diperoleh dari hampir 59 juta pemilik rekening tabungan pelajar di seluruh negeri. Pencapaian ini menggambarkan bahwa minat pelajar untuk menabung telah menguat, namun lebih banyak usaha dibutuhkan untuk mencapai target yang diinginkan.
Program Edukasi Keuangan
OJK melaksanakan berbagai program edukasi dan literasi keuangan yang ditujukan kepada pelajar. Program-program ini dirancang agar pelajar memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang baik serta bagaimana menabung bisa menjadi langkah awal untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sekolah dan masyarakat, OJK berusaha menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh Indonesia.
Dengan adanya program ini, diharapkan pelajar dapat membangun kebiasaan menabung yang baik. OJK juga berharap pelajar yang terbiasa menabung sejak dini akan tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan di masa depan.
Dukungan Berkelanjutan
OJK terus berupaya menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung program literasi keuangan. Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran juga dianggap penting agar mereka dapat mendukung anak-anak mereka dalam membiasakan diri menabung. OJK juga berencana untuk mengembangkan materi edukasi yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh pelajar.
OJK menyadari bahwa menciptakan budaya menabung bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan strategi yang tepat, lembaga ini optimis dapat mencapai target kenaikan simpanan pelajar sebesar 5 persen pada tahun 2026.
Rencana Jangka Panjang
Ke depan, OJK juga akan terus memantau perkembangan simpanan pelajar dan melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan. Pengukuran yang akurat akan membantu OJK dalam menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Tidak hanya berfokus pada angka, OJK juga berharap agar jika budaya menabung berhasil ditanamkan, pelajar akan lebih memahami pentingnya manajemen keuangan. Hal ini sejalan dengan visi OJK untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan.
Dengan langkah-langkah ini, OJK berambisi untuk tidak hanya meningkatkan jumlah simpanan pelajar, tetapi juga membangun karakter generasi muda yang lebih baik dalam hal pengelolaan keuangan. Melalui upaya kolaboratif ini, diharapkan masa depan ekonomi Indonesia akan lebih cerah dan berkelanjutan.
