Pertumbuhan bisnis PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berpotensi meningkat, berkat pengembangan infrastruktur digital melalui anak-anak usahanya. Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, menjelaskan bahwa fokus pada infrastruktur digital, termasuk data center, jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut, dapat memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan dan laba perusahaan di masa mendatang.
Henry menyoroti pentingnya upaya Telkom untuk memperkuat lini business-to-business (B2B). Saat ini, lini business-to-consumer (B2C) melalui anak usahanya, Telkomsel, telah menunjukkan kematangan. Konsekuensinya, pertumbuhan pendapatan dari lini B2C diperkirakan hanya akan berada di kisaran satu digit, baik di level rendah maupun menengah.
Sementara itu, Henry memproyeksikan potensi B2B jauh lebih besar, seiring dengan perkembangan yang pesat dalam infrastruktur digital Indonesia. Pembangunan data center yang masif, meningkatnya permintaan sistem keamanan siber, serta digitalisasi dalam dunia usaha diharapkan dapat memperkuat kontribusi pendapatan dari sektor ini. Ia mengisyaratkan bahwa pertumbuhan pendapatan Telkom bisa mencapai dua digit di level menengah hingga tinggi pada semester kedua 2025.
Telkom, yang mengantongi pendapatan konsolidasi sebesar Rp73 triliun pada kuartal kedua tahun ini, menunjukkan kinerja laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp36,1 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 49,5 persen. Sementara laba bersih perusahaan tercatat Rp11 triliun dengan margin 15 persen. Pada kuartal kedua, bisnis data, internet, dan layanan informasi teknologi menjadi tulang punggung pendapatan dengan kontribusi sekitar Rp42,5 triliun.
Dalam pandangannya, meski lini bisnis mobile dari segmen consumer mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan kontribusi terhadap pertumbuhan total pendapatan, segmen lain seperti enterprise, wholesale, dan data center serta cloud masih memiliki potensi yang signifikan untuk meningkatkan laba perusahaan. Konsolidasi aset dan pembukaan akses infrastruktur kepada pihak luar diharapkan dapat meningkatkan rasio pengembalian aset (asset return) dalam jangka panjang.
Penting untuk dicatat bahwa langkah ini tidak hanya memberikan peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Telkom, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif di sektor digital. Pengembangan infrastruktur digital yang kuat diharapkan dapat mendukung dan mendorong pelaku usaha lainnya, baik dalam skala besar maupun kecil, untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing mereka.
Telkom mengakui bahwa untuk menghadapi tantangan global dan persaingan yang semakin ketat, adaptasi dan inovasi menjadi kunci. Oleh karena itu, investasi yang berkelanjutan dalam infrastruktur digital menjadi sangat krusial agar perusahaan dapat tetap relevan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Dengan perkembangan ini, Telkom Indonesia tak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek saja, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan dampak positif terhadap industri telekomunikasi dan bidang informasi digital secara lebih luas. Dukungan terhadap digitalisasi B2B diharapkan dapat menjadi pilar utama bagi pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
