IHSG Anjlok 2%: Gejolak Domestik Dorong Penurunan Pasar Saham?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis sebesar 2 persen pada perdagangan Jumat (28/8/2025), menciptakan kehebohan di kalangan investor. Anjloknya IHSG ini terjadi ditengah meningkatnya gejolak sosial dan politik di tanah air yang terus memicu ketidakpastian di pasar finansial.

Pengamat pasar modal, Hendra Wardana, menyatakan bahwa tidak hanya faktor global yang berkontribusi terhadap tekanan jual yang terjadi, melainkan juga sentimen domestik yang semakin buruk. Hal ini diperparah oleh aksi massa yang terjadi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya, yang menimbulkan keraguan tentang stabilitas politik. “Pasar modal sangat sensitif terhadap isu stabilitas. Begitu muncul potensi risiko keamanan, investor baik asing maupun domestik cenderung menahan diri atau bahkan melepas portofolio mereka,” ungkap Hendra.

Keberadaan gejolak sosial ini turut mempengaruhi nilai tukar rupiah yang fluktuatif. Hendra juga menyoroti bahwa sorotan dari media internasional terhadap kondisi di Indonesia membuat investor global semakin waspada. Dalam situasi ini, pelaku pasar modal tampak memilih untuk bersikap defensif, menunggu kepastian dari kebijakan pemerintah di tengah meningkatnya aksi massa yang menuntut perubahan.

Kondisi ini menjadi semakin rumit dengan respons pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran. Alih-alih melakukan pendekatan komunikasi yang lebih terbuka dengan masyarakat, pemerintah justru mengeluarkan imbauan untuk bekerja dari rumah (WFH) bagi anggota DPR. Langkah ini semakin memperburuk kepercayaan publik dan memperbesar risiko yang dihadapi.

Dari sisi teknis, Hendra memperkirakan IHSG akan mendekati area support penting di kisaran 7.800 hingga 7.840. “Area ini diharapkan dapat menahan tekanan jual. Namun, jika level ini jebol, risiko koreksi lebih dalam akan terbuka,” tambahnya. Dengan adanya proyeksi ini, pelaku pasar tampaknya lebih memilih untuk berfokus pada strategi defensif hingga adanya kejelasan mengenai langkah-langkah kebijakan pemerintah.

Investor kini memperhatikan agenda aksi lanjutan dari mahasiswa yang direncanakan berlangsung pada Jumat siang. Stabilitas sosial dan politik saat ini menjadi hal yang sangat krusial untuk meredakan tekanan terhadap IHSG. Ketidakpastian yang berlangsung dapat berdampak buruk bagi kepercayaan pasar, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Menyikapi gejolak yang sedang berlangsung, para investor juga diingatkan untuk tetap memantau perkembangan situasi. Penurunan IHSG yang signifikan bukan hanya sekadar angka, tetapi mencerminkan kondisi perubahan sosial yang lebih dalam yang perlu ditangani oleh pihak berwenang.

Terakhir, para pelaku pasar diharapkan dapat mencari strategi adaptif untuk menghadapi gejolak ini demi menjaga portofolio investasi mereka tetap aman. Masyarakat, terutama para investor, diharapkan tetap tenang dan mengikuti perkembangan terkini, karena keputusan dan langkah pemerintah selanjutnya sangat menentukan arah IHSG ke depannya.

Exit mobile version