Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 16 poin atau 0,20 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis, 4 September 2025. Penurunan ini membuat IHSG terperosok ke level 7.869,80, setelah sebelumnya mencatatkan penguatan yang cukup baik di sesi sebelumnya.
Dalam laporan transaksi, IHSG mencatatkan nilai transaksi Rp8,17 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 1,14 juta kali. Selama sesi pertama, pergerakan IHSG terpantau dalam rentang antara 7.856 hingga 7.900. Sektor-sektor yang cenderung melemah pada sesi ini, diantaranya sektor bahan baku yang paling tertekan dengan penurunan sebesar 0,70 persen, diikuti oleh sektor kesehatan yang mengalami penurunan 0,58 persen dan sektor properti yang tergerus 0,48 persen.
Sektor yang Menguat
Meskipun IHSG secara keseluruhan mengalami penurunan, beberapa sektor masih mampu mencatatkan penguatan. Sektor siklikal berhasil mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 1,74 persen, diikuti sektor teknologi yang naik 0,14 persen. Ini menunjukkan adanya potensi bagi investor untuk mencari peluang di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi.
Analis dari Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa secara teknikal terdapat tanda-tanda pergerakan yang menarik. Penyempitan negative slope pada indikator MACD terus berlanjut, sementara indikator Stochastic RSI menunjukkan pembentukan Golden Cross di area oversold. Mereka memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang level 7.850 hingga 7.900 pada sesi kedua.
Saham-Saham Berprestasi
Dalam konteks penurunan IHSG, terdapat tiga emiten saham yang berhasil menunjukkan performa positif. Pertama, JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mengalami lonjakan harga sebesar 6,25 persen atau 105 poin, sehingga ditutup pada level 1.785. Kenaikan ini tentunya menarik perhatian investor yang mencari saham-saham dengan potensi pertumbuhan yang baik.
Kedua, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan penguatan harga sebesar 3,14 persen atau 80 poin, melampaui level 2.630. Hal ini menandakan bahwa sektor pertambangan masih menunjukkan ketahanan meskipun di tengah ketidakpastian pasar.
Ketiga, Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga menunjukkan performa yang baik dengan kenaikan sebesar 2,03 persen, ditutup pada posisi 4.520. Meskipun IHSG mengalami penurunan, ketiga saham ini membuktikan bahwa ada sektor-sektor tertentu yang masih mampu memberikan return positif bagi investor.
Menurut paket data yang disediakan oleh analis, ketiga saham ini bisa menjadi sorotan di pasar saham untuk perdagangan berikutnya. Investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan yang terjadi, terutama menjelang sesi kedua perdagangan hari ini.
Proyeksi IHSG ke Depan
IHSG diperkirakan akan terus berfluktuasi dalam beberapa waktu ke depan. Dengan adanya koreksi di berbagai sektor, investor diimbau untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Analis Phintraco Sekuritas merekomendasikan untuk terus mengikuti berita-berita terkait ekonomi makro yang dapat berpengaruh pada pasar saham domestik.
Di sisi lain, pergerakan positif dari beberapa saham di sektor siklikal dan teknologi juga bisa memberikan harapan bagi investor untuk mencari peluang. Secara keseluruhan, perkembangan ini menunjukkan bagaimana dinamika pasar saham bisa beragam, sekaligus menjadi tantangan dan kesempatan bagi para pelaku pasar.
Dengan perhatian yang lebih tajam terhadap sektor-sektor yang menunjukkan kekuatan, investor diharapkan mampu menavigasi kondisi pasar yang berubah-ubah ini dengan baik.
