JP Morgan Indonesia mengungkapkan proyeksi sektor-sektor saham yang diramalkan akan diminati investor hingga tahun 2026. Dalam analisis yang disampaikan oleh Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, terdapat sejumlah sektor yang diperkirakan akan meraih keuntungan, terutama yang berkaitan dengan program pemerintah dan sensitif terhadap fluktuasi suku bunga.
Sektor konsumer menjadi salah satu yang mendapat perhatian utama. Henry mencatat bahwa dengan adanya ekspektasi peningkatan belanja pemerintah dalam 12 bulan ke depan, sektor ini diharapkan akan berkontribusi positif terhadap perekonomian. Mengacu pada realisasi belanja negara yang masih di bawah 40% pada semester pertama tahun 2025, terdapat potensi belanja fiskal yang lebih besar pada semester kedua yang diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi serta pasar modal.
Menurut proyeksi, belanja negara untuk tahun 2026 ditargetkan sebesar Rp 3.786,5 triliun, meningkat 7,3% dari outlook 2025. Fokus belanja ini akan diarahkan pada program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan pangan, dan pendidikan. Henry berpendapat, “Ketika belanja pemerintah ini naik di semester kedua 2025 dan juga 2026, kita berharap konsumsi domestik akan naik. Dan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.”
Selanjutnya, JP Morgan juga mencermati saham-saham yang berada di sektor pertambangan logam, khususnya emas dan nikel. Proyeksi harga emas yang diyakini akan terus meningkat di atas US$ 3.000 per troi ons dipicu oleh ketidakpastian geopolitik, perang tarif dagang, serta tren penurunan suku bunga global. Hal ini memberikan gambaran positif bagi investor yang tertarik pada komoditas tersebut.
Selain itu, sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan otomotif, juga layak diperhatikan. Ekspektasi terkait penurunan suku bunga bisa menjadi katalisator yang mendorong kinerja kedua sektor ini. JP Morgan memperkirakan pasar saham domestik akan tetap stabil hingga akhir tahun 2025, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di kisaran 7.500 hingga 8.000.
CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie menambahkan, saham-saham yang berhubungan dengan inisiatif pemerintah seperti program makan bergizi dan sektor perumahan juga patut dicermati. Sektor baterai dan tambang diharapkan memberikan nilai tambah, terutama dengan adanya inisiatif baterai untuk kendaraan listrik yang terus berkembang.
Dalam konteks ini, sektor konsumer juga dinilai cukup stabil, dan bisa dimanfaatkan oleh investor sebagai saham defensif. Gioshia menyatakan, “Kita mengharapkan suku bunga turun, sehingga itu akan menstimulasi sektor-sektor saham di Indonesia untuk berekspansi lagi. Dan ini akan membawa stabilitas yang dapat membuat perusahaan bertumbuh.”
Dengan sejumlah sektor yang diidentifikasi sebagai prioritas, JP Morgan Indonesia berupaya memberikan panduan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas dan terinformasi. Proyeksi ini menjadi acuan penting di tengah kondisi pasar yang terus berubah, memberikan peluang bagi investor untuk menemukan sektor yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
