Pembangunan kompetensi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara optimal menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan oleh Executive Director Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Dharma Syahputra dalam diskusi yang berlangsung di Indonesia Human Capital & Beyond Summit (IHCBS) 2025. Menurutnya, pencapaian visi masa depan bangsa tak terlepas dari upaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang kompeten dan berdaya saing.
Dharma menegaskan bahwa Blueprint Indonesia Kompeten 2030 memiliki pesan yang jelas: saat kita membangun kapasitas dan kompetensi SDM, cita-cita Indonesia Emas 2045 akan tercapai. Di tengah tantangan global yang kian kompleks, seperti perkembangan teknologi digital dan transisi energi, upaya tersebut menjadi semakin mendesak.
Dalam acara yang dihadiri oleh 3.000 peserta, baik secara online maupun langsung, pentingnya transformasi sumber daya manusia dalam berbagai sektor, termasuk industri migas, menjadi sorotan. Dewi Kurnia Salwa, Direktur SDM & Penjunjang Bisnis PT Pertamina International Shipping, menyampaikan bahwa keberlanjutan sektor energi tergantung pada SDM yang adaptif dan kompetitif. “Masa depan energi Indonesia adalah hal yang bisa kita bangun bersama,” ungkapnya, menekankan kolaborasi semua pihak.
Sektor energi tidak hanya menghadapi tantangan teknis, tetapi juga memerlukan tenaga kerja yang mampu bersaing di kancah global. Dedi Budi Utomo, Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Icon Plus, menyatakan bahwa pengembangan SDM di PLN dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, baik lokal maupun internasional. Setiap tahunnya, PLN mengirimkan 200 karyawannya untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi terbaik agar siap menghadapi tantangan industri energi masa depan.
Transformasi ini tidak hanya terbatas pada aspek teknis. CEO KTM Solution Najeela Shihab menggarisbawahi pentingnya pengembangan kompetensi umum, seperti analisis dan problem solving. Dia berpendapat bahwa dunia kerja saat ini menuntut SDM yang tidak hanya mahir dalam keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Andrey Andoko, menambahkan bahwa pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, terutama dalam konteks kecerdasan buatan (AI). Mengintegrasikan AI dalam proses belajar mengajar diharapkan bisa melahirkan generasi muda yang lebih kompetitif. Sinergi antara dunia pendidikan dan industri juga diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Kegiatan IHCBS 2025 bertujuan untuk menjadi wadah diskusi bagi pemimpin, pemerintah, dan praktisi SDM. Dalam sambutannya, CEO One GML Grup, Suwardi Luis, menekankan pentingnya menanggapi dinamika yang terjadi di masyarakat, termasuk unjuk rasa yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus tetap tangguh, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa depan menuju Indonesia Emas 2045.
Keberhasilan mencapai cita-cita tersebut tidak akan mungkin terwujud tanpa kolaborasi yang kuat di antara berbagai elemen, baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat. Pengembangan SDM yang berkelanjutan dan komprehensif adalah mutlak untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi.
Oleh karena itu, pemangku kepentingan di semua sektor harus berkomitmen untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peningkatan kualitas tenaga kerja. Dengan langkah konkret dan sinergi yang efektif, Indonesia dapat menuju masa depan yang lebih baik dan berdaya saing di kancah global saat mencapai tonggak sejarah 2045.
