Milenial Anti Serangan Fajar: Tingkatkan Literasi Politik Remaja untuk Bernegara

Praktik "Serangan Fajar" telah menjadi momok dalam setiap pemilu di Indonesia, dimana uang tunai dibagikan menjelang hari pencoblosan untuk membelanjakan suara rakyat. Fenomena ini tidak hanya melukai esensi demokrasi, tetapi juga menciptakan pemimpin yang lebih berutang budi kepada pemasok modal ketimbang kepada rakyat yang dilayani. Seiring dengan tren ini, literasi politik mulai ditekankan sebagai salah satu solusi untuk memerangi bawah tanah politik uang. Namun, pertanyaan yang mengemuka adalah, apakah literasi politik cukup untuk menghentikan praktik merugikan ini?

Dalam pandangan banyak pakar, literasi politik sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang memahami hak dan kewajibannya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan rakyat lebih kritis dan berani menolak janji-janji palsu. Namun, literasi politik sering kali hanya berhenti pada pemahaman kognitif dan tidak selaras dengan perubahan perilaku. Dari perspektif psikologis, melawan praktik politik uang memerlukan lebih dari sekadar pengetahuan—ia memerlukan pembentukan karakter dan ketahanan psikologis yang tangguh.

Salah satu inisiatif yang muncul untuk menanggulangi tantangan ini adalah program Remaja BerNegara (RBN) yang diusung oleh Partai NasDem. Program ini berfungsi sebagai laboratorium politik sehat bagi generasi millennial dan Gen Z. RBN memberikan wadah bagi anak muda untuk belajar tentang kepemimpinan, etika, dan integritas, yang sangat diperlukan dalam menghadapi godaan politik uang. Dalam fase pembentukan identitas ini, diharapkan remaja dapat menanamkan keberanian untuk menolak tawaran politik yang tidak bermoral.

Melalui metode interaktif seperti workshop, simulasi pemilu, dan diskusi kritis, RBN bertujuan memberikan pengalaman nyata yang membuat remaja lebih siap untuk berkata tidak pada politik uang. Anak muda diajarkan untuk melihat nilai-nilai tinggi dan menunda kepuasan sesaat demi masa depan yang lebih baik.

Sinergi antara literasi politik dan RBN memberikan berbagai keuntungan strategis. Pertama, remaja yang terlibat dalam program ini dapat menjadi agen perubahan dalam keluarga dan masyarakat mereka. Kedua, mereka dibekali dengan keterampilan untuk menunda kepuasan, sehingga tidak mudah terjebak dalam transaksi politik. Ketiga, RBN memiliki potensi untuk menjadi penggerak kampanye nasional tentang pemilu yang sehat tanpa uang. Keempat, dengan pendidikan yang tepat, pemilu mendatang akan lebih berkualitas, mengingat generasi hari ini akan menjadi pemilih di masa depan.

Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa dalam Islam, suara rakyat merupakan amanah yang harus dijaga. Mengkhianati suara dengan uang adalah suatu bentuk pengkhianatan yang merusak integritas. Oleh karena itu, kesadaran bahwa "suara adalah amanah" diperlukan untuk menolak politik uang dan menjaga keutuhan demokrasi.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia memiliki peluang untuk menciptakan generasi milenial yang anti terhadap serangan fajar. Langkah ini tidak hanya memerangi praktik politik uang, tetapi juga bertujuan untuk menegakkan demokrasi yang lebih beradab dan bermartabat. Melalui usaha kolektif dan keteladanan moral, diharapkan Indonesia dapat mempertahankan demokrasi yang bersih dan menciptakan warisan politik yang mulia untuk generasi mendatang.

Exit mobile version