Di tengah gejolak ekonomi global yang ditandai dengan meningkatnya utang publik di banyak negara, ada sejumlah negara yang tetap mampu mempertahankan kondisi tanpa utang atau dengan utang yang sangat rendah. Negara-negara ini berhasil menjaga perekonomian mereka tetap stabil dan berkelanjutan, memastikan bahwa utang tidak menjadi beban yang mengganggu. Dalam artikel ini, kita akan membahas sembilan negara yang terkenal tidak memiliki utang, serta alasan di balik kesehatan fiskal mereka.
1. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam terkenal sebagai negara dengan utang publik yang sangat rendah, hanya sekitar 2% hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB). Dengan sumber daya alam yang kaya, terutama dari minyak dan gas, Brunei tidak perlu bergantung pada pinjaman luar negeri untuk menutupi anggarannya. Pemasukan yang tinggi ini memungkinkan pemerintah menjalankan kebijakan fiskal yang sehat.
2. Makau
Makau, yang merupakan wilayah administratif khusus Tiongkok, memiliki rasio utang yang hampir mencapai nol persen. Ketergantungan pada pariwisata dan perjudian memberi keuntungan fiskal yang besar, sehingga pemerintah pun dapat menjaga anggaran tanpa menambah utang.
3. Kuwait
Di Kuwait, kaya akan cadangan minyak, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang sangat konservatif. Dengan rasio utang di kisaran satu digit, Kuwait mampu menutupi belanja negara dari pendapatan minyak yang melimpah.
4. Turkmenistan
Turkmenistan dikenal dengan cadangan gas alam yang besar. Pendapatan dari sektor energi membuat perekonomian negara ini tetap seimbang, dengan rasio utang terhadap PDB yang berada pada kisaran 4% hingga 5%.
5. Tuvalu
Kepulauan Tuvalu memiliki angka utang publik yang sangat rendah dan bahkan tidak memiliki kewajiban pinjaman kepada lembaga internasional seperti IMF. Keberhasilan ini didasarkan pada manajemen sumber daya yang baik meskipun ukuran ekonominya sangat kecil.
6. Hong Kong
Sebagai pusat keuangan Asia, Hong Kong dikenal karena manajemen fiskal yang disiplin dan sektor keuangan yang kuat. Wilayah ini berhasil menjaga utang publiknya tetap rendah, memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
7. Estonia
Estonia adalah contoh negara Eropa yang memiliki kebijakan fiskal ketat, menjaga pengeluaran agar tidak lebih besar dari penerimaan. Hasilnya, utang publiknya tetap stabil dan rendah dibandingkan banyak negara Uni Eropa lainnya.
8. Arab Saudi
Arab Saudi, meskipun memiliki utang publik, jumlahnya relatif kecil berkat pendapatan besar dari ekspor minyak. Selain itu, melalui program Vision 2030, pemerintah berusaha melakukan diversifikasi ekonomi yang lebih luas.
9. United Arab Emirates (UAE)
UAE juga termasuk dalam kategori negara dengan rasio utang publik yang sangat rendah. Dengan perekonomian yang beragam, termasuk sektor minyak dan pariwisata, UAE mampu menjaga stabilitas finansialnya melalui kebijakan fiskal yang disiplin.
Faktor Penyebab Tanpa Utang
Beberapa faktor kunci menjadikan negara-negara tersebut bebas dari utang atau hampir utang. Pertama, keberadaan sumber daya alam yang melimpah memudahkan pendapatan negara. Kedua, kebijakan fiskal yang konservatif dan pengelolaan anggaran yang baik. Ketiga, ketergantungan yang rendah pada lembaga internasional, sehingga mereka tidak terpaksa berutang.
Meskipun istilah "tanpa utang" sering kali digunakan, perlu dicatat bahwa hal ini tidak selalu berarti utang mutlak nol. Banyak negara di atas memiliki rasio utang yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran ekonomi mereka, menunjukkan bahwa mereka berhasil mengelola anggaran tanpa beban utang yang signifikan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan yang baik, negara bisa hidup tenang tanpa defisit. Dalam konteks global saat ini, di mana banyak negara tergelincir ke dalam lubang utang yang dalam, kisah negara-negara bebas utang ini memberikan pelajaran penting tentang kelangsungan fiskal dan stabilitas ekonomi.
