Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi mengonfirmasi bahwa bantuan sosial (bansos) berupa beras sebesar 10 kilogram akan disalurkan dalam dua bulan, yaitu Oktober dan November 2025. Sebanyak 18,22 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP) akan mendapatkan alokasi ini. "Bantuan pangan beras 2 bulan sudah bisa dieksekusi, kami mengundang pemimpin dan anggota Komisi IV DPR RI untuk pengawasan di lapangan," ungkap Arief dalam keterangan resmi.
Awalnya, pemerintah berencana memperpanjang penyaluran ini hingga empat bulan, sesuai dengan usulan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Namun, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, keputusan final adalah penyaluran dalam dua bulan saja. Hal ini mencakup 10 kg beras setiap bulan untuk setiap penerima, sehingga totalnya menjadi 20 kg untuk dua bulan.
Mekanisme Penyaluran Bantuan
Arief memastikan bahwa mekanisme penyaluran bakalan dilakukan dengan menggunakan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai acuan siapanya penerima. Pendanaan akan dilakukan melalui Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara di bawah Kementerian Keuangan. Ini menjamin bahwa bantuan akan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
"Akan ada pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan program ini. Kami ingin memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang layak," tegas Arief.
Sebelumnya, pada periode Juni-Juli 2025, pemerintah telah menyalurkan bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dalam penyaluran tersebut, setiap keluarga juga menerima 10 kg beras per bulan, namun kali ini bantuan akan dirampingkan menjadi dua bulan.
Anggaran dan Pelaksanaan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa program bansos ini termasuk dalam 8+4+5 insentif stimulus ekonomi untuk tahun 2025. Dana yang diperlukan untuk penyaluran bantuan pangan beras ini sekitar Rp 7 triliun. Pelaksanaan program diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang tinggal di bawah garis kemiskinan.
"Namun, kita akan terus memantau dan melakukan evaluasi. Ada kemungkinan program ini diperpanjang hingga Desember 2025, tergantung pada hasil evaluasi dan realisasi anggaran," tambah Airlangga.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Bantuan beras ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan. Situasi ekonomi yang tidak menentu membuat keterjangkauan komoditas pangan oleh masyarakat menurun, sehingga program ini dapat membantu menyuplai kebutuhan pokok.
Kratat pedagang di pasar juga mengikuti dampak dari penyaluran bansos ini. Dengan meningkatnya jumlah penerima yang mendapatkan bantuan beras, diharapkan terjadi peningkatan permintaan beras di pasar, yang pada gilirannya dapat membantu para petani lokal dan pelaku usaha agrikultur.
Kesimpulan
Bansos beras 10 kg yang akan disalurkan pada Oktober dan November 2025 adalah langkah strategis dalam upaya mengatasi permasalahan sosial ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian akibat pandemi. Penyaluran yang tepat sasaran dan berkelanjutan akan memastikan bahwa bantuan ini benar-benar berdampak positif. Agar semua pihak yang terlibat, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, dapat berfungsi secara optimal dan efektif dalam mendukung program ini ke depannya.
