BI Rate Turun Jadi 4,75%, Bank Jago (ARTO) Fokus Optimalisasi Profitabilitas

PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengamati dengan seksama tren penurunan suku bunga acuan yang baru saja ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 4,75%. Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 16-17 September 2025, dan diharapkan dapat mempengaruhi dinamika perekonomian nasional. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa penurunan ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan yang ada.

Dalam respons terhadap perubahan suku bunga ini, Head of Treasury and Financial Institution Bank Jago, Yoyo Cahyadi, menjelaskan bahwa Bank Jago tidak akan terfokus hanya pada net interest margin (NIM). Menurutnya, NIM hanyalah salah satu indikator kinerja, dan hal yang lebih penting adalah menjaga profitabilitas perusahaan. “Saya melihat NIM itu kan hanya salah satu matriks. Sebenarnya fokus kami kan bukan harus NIM selalu naik atau gimana, nggak. Tapi, ujung-ujungnya lebih juga profitability,” ujarnya dalam Forum Jurnalis Jagoan di Bandung, Jawa Barat.

Yoyo juga menyampaikan bahwa kenaikan NIM belum tentu berbanding lurus dengan peningkatan profitabilitas. Pengelolaan profitabilitas secara keseluruhan lebih krusial bagi Bank Jago, terutama di tengah perubahan suku bunga yang dinamis. “Kami cenderung ke arah menjaga pertumbuhan baik dan profitability juga terjaga,” tambahnya.

Sementara itu, Corporate Communication Bank Jago, Marcelo Y. mengungkapkan bahwa bank digital ini akan terus mempelajari dampak dari penurunan BI Rate terhadap bunga deposito yang ditawarkan. “Masih lihat lah, masih banyak faktor sih jadi nggak bisa langsung kalau suku bunga acuan turun, turun, kan pasti ada kondisi market-nya juga kita lihat,” jelasnya.

Bank Jago menawarkan berbagai tingkat bunga deposito yang bervariasi tergantung pada jumlah simpanan dan tenor. Untuk simpanan di atas Rp1 miliar, bunga deposito tertinggi ditetapkan sebesar 6,50% per tahun dengan tenor 3, 6, dan 12 bulan. Sementara itu, bunga deposito untuk simpanan di rentang Rp1 juta hingga Rp99,99 juta adalah sebesar 5% per tahun untuk tenor 1 bulan dan 5,5% untuk tenor 3, 6, dan 12 bulan. Untuk simpanan antara Rp100 juta hingga Rp499,99 juta, bunga yang ditawarkan adalah 5,5% per tahun untuk tenor 1 bulan, dengan bunga naik menjadi 5,75% untuk tenor yang lebih panjang.

Lebih lanjut, bagi simpanan antara Rp500 juta hingga Rp999,99 juta, Bank Jago menawarkan bunga 5,75% per tahun untuk tenor 1 bulan, dan 6% per tahun untuk tenor 3, 6, dan 12 bulan. Penawaran ini diharapkan dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan simpanan yang ada di bank.

Keputusan penurunan BI Rate ini tidak hanya berdampak pada bank-bank konvensional, tetapi juga pada bank digital seperti Bank Jago yang harus beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Dengan memahami siklus suku bunga, Bank Jago berupaya untuk tetap kompetitif dalam menawarkan produk dan layanan yang mendukung kebutuhan nasabah.

Dalam konteks ini, penting bagi Bank Jago untuk tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga memperhatikan kebutuhan nasabah dan kondisi pasar secara keseluruhan. Dengan strategi yang tepat dan pengelolaan yang baik, Bank Jago optimis dapat mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas meskipun dalam situasi yang berubah dengan cepat. Bank Jago berkomitmen untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar demi kepuasan dan keuntungan nasabahnya.

Exit mobile version