Transaksi Waran Terstruktur di BEI Sentuh Rp731,58 Miliar hingga Agustus 2025

Transaksi produk waran terstruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami lonjakan yang signifikan pada tahun 2025. Hingga Agustus 2025, nilai transaksi waran terstruktur tercatat mencapai Rp731,58 miliar dengan frekuensi mencapai 18,01 miliar unit. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp347,65 miliar dengan frekuensi 12,28 miliar unit. Hal ini menandakan adanya peningkatan sebesar 110 persen dalam nilai nominal dan 46,6 persen dari sisi frekuensi.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang, menjelaskan bahwa rata-rata nilai transaksi harian untuk waran terstruktur selama 2025 sudah mencapai Rp4,9 miliar. Angka ini lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan periode Januari sampai Agustus 2024 yang tercatat di angka Rp2,2 miliar per hari. “Produk ini pertama kali hadir pada 19 September 2022, dan sejak itu terus menunjukkan perkembangan positif,” ungkap Kristian dalam sebuah acara di Gedung BEI.

Peningkatan ini juga didorong oleh adanya keberagaman produk yang semakin ramai, termasuk introduksi tipe PUT dan perluasan underlying. Sebelum adanya waran terstruktur tersebut, rata-rata transaksi harian pada kuartal pertama 2025 tercatat Rp2,55 miliar. Namun, pada bulan Agustus 2025, angka ini melonjak menjadi Rp8,73 miliar per hari, yang merupakan lebih dari tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Bersamaan dengan perkembangan ini, BEI menggelar acara Hari Waran Terstruktur Indonesia (HWTI) 2025 sebagai peringatan tiga tahun kehadiran produk waran terstruktur di pasar modal tanah air. Acara tersebut diselenggarakan di Main Hall BEI, Jakarta, dan menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, serta profesional trader dan founder komunitas investasi.

Kegiatan ini juga didukung oleh sekuritas mitra penjual waran terstruktur, antara lain Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, Sucor Sekuritas, Trimegah Sekuritas, dan Erdikha Sekuritas. Melalui acara ini, para investor dan pelaku pasar diharapkan dapat memahami lebih dalam mengenai produk waran terstruktur yang semakin berkembang.

Pengembangan produk waran terstruktur ini menandai kemajuan dalam pasar modal Indonesia, meningkatkan likuiditas, dan menawarkan lebih banyak opsi bagi investor. Karenanya, pertumbuhan transaksi yang signifikan ini diharapkan dapat mendorong minat investasi di kalangan masyarakat luas, terutama di kalangan generasi muda yang semakin aktif dalam berinvestasi.

Dengan semakin beragamnya pilihan investasi, masyarakat diharapkan bisa melakukan diversifikasi portofolio mereka dan berpartisipasi lebih aktif dalam pasar modal. BEI juga berkomitmen untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai produk investasi, termasuk waran terstruktur, agar dapat meminimalisir risiko dan meningkatkan pemahaman pasar.

Sementara itu, Kristian Manullang menekankan pentingnya regulasi yang baik dan memadai dalam menjaga integritas pasar serta melindungi kepentingan investor. Penyampaian informasi secara transparan kepada publik juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia.

Melalui langkah-langkah berkelanjutan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, diharapkan transaksi waran terstruktur di BEI akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Exit mobile version