PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) tengah melakukan rencana ambisius untuk mengembangkan PT Bank Syariah Nasional (BSN) menjadi salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia. Dalam 5 tahun ke depan, BTN menargetkan BSN memiliki aset mendekati Rp200 triliun, menjadikannya bank syariah terbesar kedua setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI). Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam forum Media Gathering di Bandung.
Nixon menyoroti potensi besar perbankan syariah di Indonesia, di mana sekitar 20% masyarakat menunjukkan minat terhadap layanan keuangan syariah. Dengan pemisahan unit usaha syariah BTN menjadi BSN, ada peluang untuk menarik lebih banyak nasabah baru dari segmen ini. Menurutnya, untuk menciptakan ekosistem layanan keuangan syariah yang sehat, dibutuhkan 3-4 bank syariah besar yang dapat bersaing secara efektif.
Transaksi yang seamless melalui aplikasi Bale by BTN juga menjadi fokus pertumbuhan. Dengan 2,7 juta pengguna dan total transaksi mencapai Rp43,1 triliun pada Juni 2025, BSN akan berupaya untuk mengembangkan versi syariah dari aplikasi ini. Hal ini sejalan dengan strategi BTN untuk meningkatkan layanan berbasis teknologi.
Strategi Spin-Off dan Injeksi Modal
Rencana pemisahan unit usaha syariah (spin-off) BTN akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 19 November 2025. Untuk mencapai rasio kecukupan modal (CAR) antara 18%-20%, BSN memerlukan modal inti sekitar Rp6,5 triliun. Modal tersebut akan bersumber dari beberapa komponen, termasuk kontribusi dari BTN senilai Rp1 triliun.
Dalam kinerja semester I 2025, UUS BTN menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan total aset naik 18% menjadi Rp66 triliun dan pembiayaan meningkat 17% menjadi Rp48 triliun. Laba bersih juga meningkat 8,3% menjadi Rp401 miliar, dengan target laba bersih 2025 diharapkan mencapai Rp900 miliar.
Memasuki Bisnis Emas
Selain fokus pada layanan perumahan, BSN juga berencana untuk memasuki bisnis bulion bank. Langkah ini mencakup pengembangan layanan seperti cicilan emas, tabungan emas, dan gadai emas, yang belum dimiliki oleh bank konvensional. Menurut Direktur Utama BSN, Alex Sofjan Noor, layanan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat segmen syariah yang semakin berkembang.
Alex menambahkan bahwa peluncuran aplikasi mobile banking syariah ditargetkan pada Desember 2025. Pengembangan ini diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih baik serta memperkuat posisi BSN di pasar perbankan syariah.
Prospek Ekonomi dan Pertumbuhan Kinerja
Akhir-akhir ini, penurunan BI Rate menjadi faktor pendorong untuk kualitas pembiayaan yang lebih baik. Hal ini berpotensi menjaga margin bunga bersih dan mendukung pencapaian target laba BSN. Dengan strategi yang matang dan penetapan fokus pada segmen bisnis yang berpotensi, BSN optimis dapat meraih kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
BTN, melalui upaya pengembangan BSN ini, berhasrat untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah di Indonesia. Keberhasilan ini tidak hanya akan menciptakan ekosistem perbankan yang lebih sehat, tetapi juga memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Ke depannya, BSN diharapkan mampu mengambil posisi strategis dalam industri perbankan syariah di Tanah Air.
