Inalum Gandeng Investor Global Offtake untuk Pacu Hilirisasi Aluminium Smelter 2

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) semakin agresif dalam meningkatkan hilirisasi industri aluminium nasional dengan menggandeng investor global. Dalam upaya ini, Inalum baru saja menandatangani Heads of Agreement (HoA) terkait proyek Smelter 2 dengan perusahaan energi dan komoditas asal Rotterdam, Belanda, Vitol. Penandatanganan tersebut dilakukan di World Expo 2025 Osaka, Jepang, dan menjadi langkah strategis dalam mengembangkan pasar aluminium Indonesia.

Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menyatakan bahwa ada tiga langkah utama yang menjadi fokus pengembangan hilirisasi Inalum. Pertama adalah optimalisasi Smelter Kuala Tanjung untuk meningkatkan kapasitas produksi, kedua pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery kedua di Kalimantan Barat, dan ketiga rencana pembangunan smelter aluminium baru. “Langkah pembukaan kerja sama global ini adalah upaya supaya Inalum dapat memberikan kontribusi ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia,” ujarnya.

Pria juga menambahkan bahwa semakin banyaknya investor global yang berpartisipasi akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun nilai tambah ekonomi. Hal ini sejalan dengan amanat pemerintah untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 yang mencakup pengembangan industri yang lebih berkelanjutan.

Melati Sarnita, Direktur Utama Inalum, mengungkapkan potensi hilirisasi aluminium di Indonesia yang masih sangat besar dan memerlukan komitmen dari berbagai pemangku kepentingan. Inalum mengundang semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem komoditas bauksit-alumina-aluminium. “Bagi Inalum, kerja sama ini bukan sekadar soal modal, tetapi juga komitmen jangka panjang untuk membangun industri aluminium yang rendah karbon dan mendukung transisi energi bersih,” jelasnya.

Setelah penandatanganan HoA, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan business matching yang bertujuan untuk menggali potensi kolaborasi lebih lanjut. Diskusi ini melibatkan mitra seperti Tiberius dan Panasonic untuk menciptakan industri aluminium yang berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Pria menegaskan pentingnya hilirisasi sebagai langkah untuk mengoptimalkan dampak positif industri aluminium bagi perekonomian nasional. “Industri pertambangan mineral Indonesia memiliki potensi pengembangan yang sangat besar. Kami berupaya memastikan bahwa dampak hilirisasi aluminium maksimal dan sesuai dengan harapan pemerintah,” ujar Pria.

Kerjasama dengan Vitol juga diharapkan dapat memperkuat posisi Inalum di pasar global dan menarik lebih banyak investasi. “Kami percaya bahwa dengan komitmen jangka panjang dan kerjasama strategis, kita dapat membuka lapangan kerja baru dan pasar-pasar yang belum tergarap,” imbuh Melati.

Sebagai tambahan, penandatanganan HoA ini disaksikan oleh perwakilan pemerintah dan mitra internasional, yang menunjukkan dukungan luas terhadap inisiatif hilirisasi yang diusung Inalum. Keterlibatan pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih baik dalam pengembangan industri aluminium di Indonesia.

Inisiatif ini merupakan langkah positif dalam mendukung pengembangan industri lokal serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri aluminium global. Seiring dengan langkah-langkah strategis yang diambil, industri aluminium di Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun ke depan.

Exit mobile version