HUT Ke-24, Kemkomdigi Gelar Edukasi Bahasa Isyarat untuk Masyarakat

Direktorat Jenderal Komunikasi dan Media (Ditjen KPM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) baru saja merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 sambil memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional. Acara yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dan memperkuat solidaritas sosial di masyarakat.

Memulai kegiatan pada Minggu pagi, 28 September 2025, acara ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Terdapat dua agenda utama: Muspen Talk dengan tema “Kenal Isyarat” yang diselenggarakan di Museum Penerangan (Muspen) dan aksi sosial donor darah di Plaza Kori. Melalui Muspen Talk, Kemkomdigi ingin menghadirkan ruang interaksi antara teman tuli dan teman dengar, yang mendukung isu hak komunikasi bagi semua orang. Ini sejalan dengan tema global “No Human Rights Without Sign Language Rights”.

Dirjen Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, memberikan apresiasi terhadap kepedulian pegawai Kemkomdigi dan pengunjung TMII yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini, termasuk donor darah. Fifi menekankan pentingnya membangun ekosistem komunikasi digital yang inklusif dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam Muspen Talk, peserta diberi kesempatan untuk mendalami budaya tuli sekaligus mempelajari bahasa isyarat Indonesia (BISINDO). Para narasumber, Phieter Angdika dan Abdul Azis dari Podcast Beriuh, memfasilitasi kegiatan ini bagi sekitar 30 peserta dengar dan 15 teman tuli. Kegiatan ini tidak hanya sebatas transfer pengetahuan, tetapi juga merupakan langkah awal untuk membangun rasa peduli dan komitmen terhadap hak-hak masyarakat tuli.

Pelaksana tugas Kepala Museum Penerangan, Mashuri Nur, menjelaskan bahwa acara ini merupakan upaya nyata untuk menciptakan ruang edukasi publik yang inklusif. Selain mempromosikan penggunaan bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi yang universal, acara ini juga bertujuan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperluas pemahaman mereka tentang komunitas tuli.

Selain edukasi bahasa isyarat, kegiatan donor darah diadakan sebagai bagian dari aksi sosial, dihadiri oleh pegawai Kemkomdigi, pengelola TMII, serta masyarakat umum. Target dari kegiatan ini adalah melibatkan 50 hingga 75 pendonor. Dalam rangka mendukung pola hidup sehat, panitia juga membagikan 100 paket kesehatan kepada peserta yang berpartisipasi.

Mashuri menambahkan bahwa kegiatan sosial ini menekankan semangat gotong royong dan kepedulian kolektif, yang penting dalam membangun rasa kebersamaan di antara komunitas. “Target kami memang 50-100 orang, tetapi jika ada antusias lebih, kami siap untuk melanjutkan kegiatan ini,” ujarnya.

Acara HUT ke-24 Kemkomdigi dan perayaan Hari Bahasa Isyarat Internasional ini bukan hanya membawa dampak edukatif, tetapi juga memberi ruang bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam bentuk tindakan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa mengedukasi masyarakat tentang bahasa isyarat adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua.

Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan interaksi dan donor darah, Kemkomdigi berupaya untuk memperkuat solidaritas sosial dan membangun kesadaran pentingnya akses komunikasi bagi semua orang. Ini adalah langkah signifikan dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan inklusif, serta memastikan bahwa hak-hak semua individu, terutama mereka yang berasal dari komunitas tuli, terpenuhi dengan adil.

Src: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/9K5e8d3K-hut-ke-24-kemkomdigi-beri-edukasi-soal-bahasa-isyarat?page=all

Exit mobile version