BPR-BPRS Siap Salurkan Rp200 Triliun ke UMKM, Punya 6 Ribu Kantor dan 20 Juta Nasabah

Industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) siap berperan signifikan dalam penyaluran dana Rp200 triliun untuk memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kesiapan ini terungkap dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Dengan memiliki lebih dari 6.600 kantor dan 20 juta nasabah, BPR-BPRS memiliki kapabilitas untuk menjangkau segmen masyarakat yang belum terlayani oleh bank umum. Hal ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam mencapai target kebijakan ekonomi yang inklusif.

Ketua Umum Perbarindo, Tedy Alamsyah, menjelaskan bahwa peran BPR-BPRS sebagai jembatan akses pembiayaan sangatlah penting. “Keterlibatan BPR-BPRS akan membuat program pembiayaan pemerintah lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” ungkapnya. Infrastruktur yang luas dan adanya aksesibilitas yang baik menjadi potensi besar bagi BPR-BPRS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui dukungan kepada UMKM.

Sepanjang tahun 2023, BPR-BPRS mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Kredit mengalami peningkatan sebesar 7,17% menjadi Rp162,57 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 7,01% menjadi Rp154,63 triliun. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat terhadap lembaga ini, meski jumlah BPR-BPRS mengalami penurunan akibat konsolidasi menjadi 1.557 unit.

Peningkatan dalam tabungan dan deposito juga menunjukkan optimisme masyarakat. Tabungan naik 7,29%, dan deposito meningkat sebesar 6,90%. Pertumbuhan ini mempertegas kapasitas pembiayaan BPR-BPRS yang tetap solid meskipun terjadi perubahan struktur di dalam industri.

Dalam Rakernas yang sama, tujuh agenda prioritas telah dirumuskan, di antaranya termasuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan percepatan digitalisasi melalui sistem perbankan inti. Tedy menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perbankan nasional, dan BPR-BPRS untuk menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas, terutama dalam pemberdayaan UMKM dan penguatan ekonomi daerah.

Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa dana sebesar Rp200 triliun dialokasikan untuk memperkuat ekonomi. Purbaya menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana untuk menghidupkan mesin moneter dan fiskal. “Saya memiliki Rp425 triliun di Bank Indonesia dan akan menyalurkan Rp200 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Purbaya.

Rencana penyaluran ini diharapkan dapat mempercepat akselerasi ekonomi, dengan fokus pada sektor UMKM yang kerap menjadi tulang punggung perekonomian. Dengan kerjasama yang erat antara pelaku industri BPR-BPRS dan pemerintah, diharapkan dinamika positif dapat terus berlanjut, menciptakan lebih banyak peluang bagi masyarakat.

Dalam konteks ini, kontribusi BPR-BPRS menjadi sangat penting. Sebagai lembaga keuangan yang terjangkau oleh masyarakat luas, mereka memiliki kemampuan untuk memberikan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal. Dukungan terhadap program-program pemerintah juga menjadi sarana untuk memperkuat posisi mereka, serta memperluas akses keuangan bagi segmen pasar yang lebih luas.

Dengan semangat kolaborasi yang mengedepankan kepentingan masyarakat kecil, BPR-BPRS berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Hal ini mencerminkan visi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi di tingkat lokal, sekaligus menjawab tantangan yang dihadapi dalam ketidakpastian ekonomi global.

Source: economy.okezone.com

Exit mobile version