Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan keputusan tegas terkait penyerapan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap hingga akhir Oktober 2025. Dalam pernyataannya di Balai Kota DKI Jakarta, Purbaya mengatakan bahwa dana yang tidak digunakan akan diambil kembali dan dialokasikan ke program lain yang lebih siap. “Kalau enggak dipakai ya diambil. Di sana juga nganggur duitnya. Saya sebarin ke tempat-tempat lain yang lebih siap,” ujarnya, menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan anggaran.
Keputusan Purbaya ini terjadi di tengah peringatan dari Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang meminta agar anggaran MBG tidak dipotong. Luhut mengklaim bahwa penyerapan dana MBG menunjukkan tren yang positif dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Dalam konferensi pers pada awal Oktober, Luhut menegaskan, “Kami pastikan juga bahwa penyerapan anggarannya sekarang kelihatan sangat membaik, sehingga Menteri Keuangan tidak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap.”
Sampai awal Oktober 2025, penyerapan anggaran program MBG sudah mencapai Rp21,64 triliun, atau 34 persen dari total alokasi. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, melaporkan bahwa untuk bantuan makan bergizi, penyerapan mencapai Rp18,63 triliun, atau 37 persen. Angka ini menunjukkan progres yang cukup signifikan, dan Dadan menyampaikan optimismenya bahwa dana akan terserap dengan baik sampai akhir bulan.
Namun, Luhut juga mengingatkan BGN agar lebih cermat dalam menjaga pasokan bahan pangan yang diperlukan untuk program tersebut, seperti telur, ayam, pisang, ikan, dan sayuran. Kelangkaan di daerah tertentu dapat menghambat pelaksanaan program dan berisiko pada efisiensi biaya. “Jadi jangan sampai dana yang dialokasikan tidak bisa serap,” tegasnya.
Purbaya mengungkapkan bahwa ia akan terus memantau perkembangan penyerapan anggaran hingga akhir Oktober. Apabila masih terdapat anggaran yang tidak terpakai, Purbaya bersikeras untuk mengambil dananya kembali. Hal ini sejalan dengan visinya untuk memastikan bahwa anggaran negara digunakan secara maksimal demi kepentingan masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa program Makan Bergizi Gratis tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja. Luhut menyebutkan bahwa program ini telah menyerap sekitar 380 ribu tenaga kerja, yang memberikan manfaat langsung bagi banyak keluarga di seluruh Indonesia. “Karena pada dasarnya, seperti yang Menteri Keuangan sampaikan, kalau uang itu berputar di bawah, itu kan menggerakkan ekonomi,” tambahnya.
Purbaya dan Luhut sepakat bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada efektivitas penyerapan anggaran dan ketersediaan bahan pangan. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, diharapkan program MBG dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian masyarakat, terutama di masa-masa sulit yang dihadapi akibat berbagai tantangan ekonomi global.
Dalam konteks ini, langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Keuangan dan BGN menjadi sangat krusial. Penyaluran dana yang tepat waktu dan tepat sasaran adalah kunci untuk memastikan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan pendekatan yang sistematis dan berorientasi hasil, diharapkan pemerintah dapat meraih keberhasilan dalam pelaksanaan program-program sosial yang berdampak signifikan dan nyata bagi masyarakat.
Source: www.suara.com
