Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengajak para pengusaha untuk memanfaatkan likuiditas yang tersedia di pasar guna menarik lebih banyak investasi ke Indonesia. Menurutnya, langkah ini penting untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mempercepat perputaran ekonomi dalam negeri.
Dalam pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Anindya menegaskan bahwa tantangan utama saat ini adalah mengonversi likuiditas yang ada menjadi investasi yang nyata di lapangan. "Perputaran uang terjadi karena adanya pengeluaran dan pergerakan ekonomi. Jadi, konversi ini harus dilakukan secepat mungkin," ujarnya. Pendekatan ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa dukungan likuiditas yang diberikan oleh pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh sektor swasta.
Anindya juga mengapresiasi langkah yang diambil oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang telah menyediakan likuiditas kepada sistem perekonomian. Namun, dia mengingatkan bahwa hal itu harus diikuti dengan upaya pengusaha untuk menunjukkan dampak positif dari likuiditas tersebut dalam bentuk investasi dan kegiatan ekonomi riil.
Daya Beli dan Perputaran Ekonomi
Pemanfaatan likuiditas yang optimal dipandang bisa menstimulasi daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli berpotensi meningkatkan kepercayaan konsumen, yang pada gilirannya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, semakin banyak investasi yang ditarik ke Indonesia, semakin besar dampaknya terhadap sektor konsumsi.
Anindya menjelaskan bahwa pengusaha harus memahami pentingnya peran mereka dalam mengkonversi likuiditas menjadi kegiatan ekonomi riil. "Jika kita mampu mempercepat aliran investasi dan meningkatkan spending, maka efek positifnya akan langsung tercipta di lapangan," tambahnya.
Mendorong Dukungan dari Sektor Publik dan Swasta
Kadin juga berharap adanya kolaborasi erat antara sektor publik dan swasta untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi. Hal ini mencakup penguatan regulasi yang mendukung kemudahan dalam berbisnis, serta pengurangan hambatan administratif yang kerap menghalangi aliran investasi.
Anindya mencatat bahwa dukungan kebijakan dari pemerintah sangat krusial dalam menarik minat investor. "Namun tanpa dukungan dari pengusaha, upaya ini akan sulit terwujud. Kami mengimbau untuk sama-sama memanfaatkan momentum yang ada," ungkapnya.
Dalam situasi pasca-pandemi seperti sekarang, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi keputusan investasi. Oleh karena itu, strategi yang lebih matang dan adaptif diperlukan agar arus investasi tidak terhenti.
Potensi Pasar yang Besar
Indonesia memiliki potensi pasar yang besar, terutama dengan bertumbuhnya kelas menengah yang semakin meningkatkan permintaan akan berbagai produk dan layanan. Anindya menekankan perlunya pengusaha untuk menciptakan produk inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri. "Kami berharap pengusaha tidak hanya fokus pada kuantitas tetapi juga pada kualitas produk," katanya.
Dengan memanfaatkan likuiditas pasar dan meningkatkan daya tarik investasi, diyakini bahwa ekonomi Indonesia dapat pulih dan berkembang lebih cepat. Langkah-langkah konkret harus dilakukan agar potensi yang ada tidak hanya menjadi wacana semata.
Kesimpulan
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Kadin menyerukan para pelaku usaha untuk berperan aktif dalam menciptakan investasi nyata yang dapat memberikan kontribusi langsung kepada perekonomian. Upaya konversi likuiditas menjadi investasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menyangkut kepentingan bersama antara sektor publik dan swasta. Melalui kolaborasi dan pemanfaatan yang tepat, Indonesia dapat kembali bangkit dan menjalani periode pertumbuhan yang berkelanjutan.
Source: economy.okezone.com
