AHY Tegaskan Pemerintah Diuji untuk Turunkan Biaya Energi secara Efektif

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa pemerintah Indonesia kini menghadapi tantangan besar untuk menurunkan biaya energi. Dalam acara pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, AHY menyampaikan bahwa fokus utama pembangunan berkelanjutan harus berlandaskan pada tiga pilar penting, yaitu pangan, air, dan energi. Menurutnya, ketiga elemen ini adalah fondasi kehidupan dan merupakan kunci untuk membangun masa depan yang lebih resilien dan adil.

AHY menjelaskan bahwa keberlanjutan dalam konteks ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga mencakup pertumbuhan ekonomi yang cepat, efisien, dan bersih. Pemerintah berkomitmen untuk memperluas kawasan lumbung pangan, merevitalisasi sistem irigasi, serta mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih. Salah satu prioritas utama adalah memastikan penyediaan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, Indonesia menargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 69,5 gigawatt selama sepuluh tahun ke depan, dengan 75% dari tambahan tersebut berasal dari sumber energi terbarukan. AHY menjelaskan, “Yang diuji kini adalah disiplin menurunkan biaya, mempercepat implementasi, dan memastikan eksekusi sesuai dengan ambisi.” Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah mengingat kebutuhan energi yang terus meningkat.

Selain itu, AHY juga menggarisbawahi pentingnya hilirisasi industri dan elektrifikasi transportasi sebagai upaya untuk mendukung transisi menuju energi hijau. Dia menyatakan bahwa Indonesia memerlukan investasi infrastruktur hingga mencapai US$ 650 miliar, di mana US$ 190 miliar di antaranya diharapkan berasal dari modal swasta. Ini menunjukkan peran vital sektor swasta dalam mewujudkan visi energi berkelanjutan.

AHY menekankan, “Mari kita bangun masa depan di mana kemakmuran dan keberlanjutan saling menguatkan.” Dalam konteks ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. Sebab, tanpa SDM yang mumpuni, semua rencana ambisius tersebut tidak akan berjalan maksimal.

Pengembangan infrastruktur yang berfokus pada peningkatan kualitas energi juga akan berimplikasi positif bagi perekonomian. Dengan investasi yang tepat, diharapkan biaya energi bisa diturunkan, yang pada gilirannya akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Pemerintah juga berencana untuk menggunakan pendekatan yang lebih terintegrasi antara sektor energi, pangan, dan air. Dengan cara ini, AHY berharap seluruh aspek pembangunan dapat saling mendukung dan menghasilkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Dalam konteks global, tantangan perubahan iklim dan kebutuhan untuk menjadi bagian dari solusi global ini membuat Indonesia semakin mendesak untuk melakukan transformasi energi yang lebih cepat. Menyusul kesepakatan internasional yang mendorong negara-negara untuk mengurangi emisi karbon, Indonesia pun perlu menunjukkan komitmennya di berbagai forum internasional.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, termasuk peningkatan dalam investasi dan kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia bertujuan untuk tidak hanya mencapai target energi terbarukan, tetapi juga untuk mengukir masa depan yang lebih sejahtera bagi semua warganya. Keberlanjutan, dalam pandangan AHY, adalah langkah penting menuju peradaban yang lebih baik, di mana lingkungan dan ekonomi dapat berdampingan dengan harmonis.

Source: www.beritasatu.com

Exit mobile version