Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah menjalankan proses audit terhadap operasional pertambangan bawah tanah PT Freeport Indonesia. Langkah ini diambil menyusul terjadinya kecelakaan fatal yang mengakibatkan tujuh pekerja meninggal dunia pada 8 September 2025 di area tambang Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, audit ini merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan yang menewaskan tujuh pekerja tersebut. “Kami melakukan audit total terhadap implementasi daripada operasi underground di Freeport,” ungkapnya saat berbicara kepada wartawan di Jakarta. Tim audit saat ini masih berada di lokasi, melakukan investigasi menyeluruh untuk memahami apa yang salah dan bagaimana kejadian itu bisa terjadi.
Setelah hasil audit diperoleh, Kementerian ESDM akan menyusun langkah-langkah mitigasi untuk mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang. Bahlil menyatakan bahwa mitigasi ini akan melibatkan berbagai aspek teknik, mulai dari teknik sipil hingga teknik tambang. “Hal ini penting agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali di waktu yang akan datang,” tambahnya.
Mengenai sanksi yang mungkin diberikan kepada PT Freeport, Bahlil menegaskan bahwa keputusan tersebut akan diambil setelah audit rampung. Ia menekankan pentingnya dasar yang kuat sebelum menghukum. “Kita tidak boleh menghukum sesuatu tanpa ada dasarnya. Kita audit dulu apa persoalannya, penyebabnya apa,” kata Bahlil. Proses audit ini diharapkan dapat menciptakan rekomendasi yang bermanfaat, baik berbentuk perbaikan operasional maupun tindakan lain yang dianggap perlu.
Kecelakaan yang terjadi di area tambang Freeport merupakan salah satu insiden serius yang menyoroti keselamatan kerja di sektor pertambangan. Dalam kasus ini, tujuh pekerja awalnya dilaporkan terjebak dan setelah pencarian hampir sebulan, mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kementerian ESDM berharap bahwa dengan analisis mendalam dan langkah-langkah mitigasi yang tepat, keselamatan kerja di masa mendatang dapat ditingkatkan.
Dengan adanya audit ini, diharapkan segala aspek dari operasional Freeport dapat ditinjau secara menyeluruh. Ini termasuk prosedur keselamatan yang diterapkan di lokasi tambang. Kementerian ESDM berkomitmen untuk memastikan bahwa semua aspek teknis dan prosedural di pertambangan Freeport sudah sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
Sementara itu, bagi pekerja dan keluarga yang terdampak oleh kecelakaan ini, perhatian lebih harus diberikan. Kementerian ESDM juga mendorong PT Freeport untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi terkait langkah-langkah yang diambil dalam menangani insiden ini. Informasi yang jelas dan tepat akan membantu masyarakat memahami situasi yang terjadi di lapangan.
Keputusan mengenai sanksi yang akan dikenakan kepada PT Freeport akan sangat bergantung pada hasil audit yang sedang berlangsung. Hal ini menjadi tanda tanya besar di kalangan pekerja dan investor. Publik dan pemangku kepentingan lainnya tentunya menunggu kabar baik mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk memperbaiki situasi yang ada.
Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab yang besar untuk tidak hanya menangani insiden ini, tetapi juga lebih proaktif dalam menerapkan langkah-langkah preventif di masa depan. Tentu saja, harapan besar ada pada audit ini untuk membawa perubahan yang positif dalam operasional pertambangan di Indonesia, terutama bagi keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
Source: www.suara.com
