Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan meningkat signifikan sebagai dampak dari sejumlah kesepakatan dagang baru. Di antara kesepakatan tersebut, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) dianggap sebagai yang paling strategis. Dengan perjanjian ini, diperkirakan bahwa perekonomian nasional dapat meningkat hingga 2,5 kali lipat dalam waktu empat tahun ke depan.
Melalui IEU-CEPA, kedua belah pihak sepakat untuk menghapus tarif pada lebih dari 98% pos tarif dan hampir 99% dari nilai impor, yang akan berlaku mulai 1 Januari 2027. Hal ini berarti produk Indonesia akan menikmati tarif nol pada hampir 90% pasar Uni Eropa, dengan pengurangan tarif bertahap di masa yang akan datang. “Perdagangan Indonesia dengan Eropa akan menjadi zero to zero,” kata Airlangga, menambahkan harapannya agar Indonesia dapat meraih keuntungan dari perekonomian yang semakin terbuka.
Proses perundingan yang panjang, berlangsung selama satu dekade, akhirnya membuahkan hasil di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Saat ini, dokumen perjanjian masih dalam tahap penerjemahan ke dalam 24 bahasa resmi Uni Eropa untuk selanjutnya dibahas di Parlemen Eropa awal tahun depan. Airlangga juga menekankan perlunya pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan proses ratifikasi di parlemen agar perjanjian dapat secara efektif dilaksanakan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Kesempatan Ekonomi Lainnya
Selain IEU-CEPA, Indonesia juga dalam tahap menyelesaikan kesepakatan bilateral perdagangan dengan Amerika Serikat. Airlangga menyebutkan bahwa perjanjian tersebut mencakup penetapan tarif 19% untuk produk Indonesia yang masuk ke pasar AS, yang saat ini berada pada tahap legal drafting. “Secara substansial kami telah menyelesaikan negosiasi, tetapi dalam proses legal drafting ada banyak dokumen hukum yang perlu diperhatikan,” ujarnya.
Indonesia juga telah mengukir langkah penting dengan menandatangani Indonesia-Kanada CEPA, yang diharapkan dapat menjadi pijakan awal untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan kawasan Amerika Utara. “Kita sudah deal dengan Amerika Utara. Tentunya kita persiapkan ini untuk kita bisa berhubungan lebih baik dengan negara-negara di benua Amerika,” tambahnya.
Integrasi Global
Di samping itu, integrasi Indonesia ke dalam komunitas internasional diperkuat dengan keanggotaan negara tersebut dalam BRICS, yang merupakan kelompok negara berkembang termasuk Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Airlangga menegaskan bahwa keanggotaan ini menunjukkan posisi Indonesia yang netral dan tidak berpihak pada salah satu kutub politik, melainkan berorientasi pada kerja sama ekonomi yang multipolar.
Di tingkat internasional lainnya, Indonesia juga dalam proses bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Airlangga meyakini bahwa dalam waktu tiga tahun, Indonesia akan berhasil diterima sebagai anggota penuh OECD, yang dapat memberikan dampak positif untuk pengembangan kapasitas dan kualitas ekonomi nasional.
Dengan berbagai langkah strategis ini, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya untuk kembali keras dalam memanfaatkan potensi perdagangan global. Bukan hanya sebagai negara yang masuk dalam berbagai perjanjian perdagangan, tetapi untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Di tengah berbagai kesepakatan dagang yang sedang diupayakan, para pelaku usaha dan industri di tanah air diharapkan dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada. Penghapusan tarif dan peningkatan akses pasar akan memberikan kesempatan bagi produk lokal untuk bersaing di pasar internasional. Keberhasilan tersebut tidak hanya akan memberikan kontribusi pada peningkatan PDB nasional, tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya rangkaian kesepakatan dan kemitraan yang terus ditingkatkan, Indonesia bersiap untuk menghadapi era perdagangan bebas yang lebih terbuka, dengan harapan besar akan keberhasilan perekonomian di masa yang akan datang.
Source: mediaindonesia.com
