PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap berpegang pada target pertumbuhan kredit yang konservatif, tanpa adanya revisi pada Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun ini. Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, menegaskan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 6% hingga 8% sepanjang 2025, dengan fokus menjaga kualitas aset dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam paparan kinerja kuartal III/2025 yang disampaikan pada 20 Oktober 2025, Hendra menjelaskan bahwa prediksi pertumbuhan kredit BCA tahun ini masih akan berkisar pada angka tersebut. "Guideline kita tetap 6%-8%. Jadi, target dan rencana kita untuk pertumbuhan kredit akan sekitar di situ dan kemungkinan besar tidak akan mencapai double digit," ungkapnya. Hasil yang diperoleh BCA mencerminkan stabilitas dan keberlanjutan dalam penyaluran kredit di berbagai segmen.
Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Segmen
Hingga kuartal III 2025, BCA melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 7,6% YoY, mencatat total kredit senilai Rp944 triliun. Sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan adalah penyaluran kredit korporasi, yang melonjak 10,4% YoY menjadi Rp436,9 triliun. Sedangkan, kredit komersial, kredit usaha menengah (UKM), dan kredit konsumer masing-masing tumbuh sebesar 5,7% (Rp142,9 triliun), 7,7% (Rp129,3 triliun), dan 3,3% (Rp223,6 triliun). Kenaikan pada kredit pemilikan rumah (KPR) juga cukup menggembirakan, yang tercatat naik 6,4% YoY menjadikan totalnya Rp138,8 triliun.
Kualitas pinjaman BCA terjaga dengan baik, terbukti dari rasio loan at risk (LAR) yang membaik menjadi 5,5% dibandingkan 6,1% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio non-performing loan (NPL) tetap terkendali di angka 2,1%, menunjukkan manajemen risiko yang solid dari bank yang dikenal milik Djarum Group ini.
Kredit Berkelanjutan dan Perspektif Ekonomi
Tidak hanya fokus pada profit, BCA juga menunjukkan kepedulian terhadap keberlanjutan dengan mencatatkan peningkatan kredit ke sektor berkelanjutan mencapai 12,7% YoY, dengan total Rp241 triliun. Ini setara dengan 25,5% dari total portofolio pembiayaan BCA. Hendra menekankan bahwa komitmen terhadap pendanaan berkelanjutan sangat penting dalam mendukung inisiatif ramah lingkungan yang selaras dengan tren global.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan selama 2025 berada di rentang 8% hingga 11%. Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada Agustus 2025 tercatat hanya 7,56%, meskipun meningkat dari 7,03% di bulan sebelumnya. Kenaikan suku bunga kredit menjadi salah satu faktor yang diidentifikasi sebagai penghambat dalam mempercepat pertumbuhan kredit lebih lanjut.
Strategi BCA ke Depan
Ke depan, BCA akan terus fokus pada pengembangan produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, baik individu maupun korporasi. Hendra menegaskan pentingnya inovasi dan teknologi dalam penyaluran kredit, seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar. "Kami akan berupaya untuk memastikan bahwa sistem perbankan kami sejalan dengan kebutuhan nasabah yang terus berkembang," ujarnya.
Dalam menghadapi dinamika perekonomian, BCA optimis akan bisa mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan, sambil tetap mempertahankan kualitas portfolio dan menjaga risiko. Dengan kekuatan yang dimiliki di berbagai sektor, Bank Central Asia siap berkontribusi lebih jauh dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Source: finansial.bisnis.com
