Purbaya Tegaskan Aduan Pegawai Nongkrong di Starbucks: Bukan Orang Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi secara tegas laporan masyarakat yang menyatakan bahwa oknum pegawai Bea Cukai nongkrong di Starbucks. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kemenkeu, Purbaya memastikan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan internal, individu yang dilaporkan tersebut bukanlah pegawai Bea Cukai.

Purbaya menjelaskan bahwa laporan tersebut diterima melalui hotline ‘Lapor Pak Purbaya’ di WhatsApp pada 17 Oktober. Pelapor mengklaim bahwa dia sering melihat petugas Bea Cukai menggunakan seragam lengkap, sedang nongkrong dan melakukan pertemuan di gerai Starbucks. "Tindak lanjut aduan menunjukkan bahwa ini tidak benar. Setelah memeriksa rekaman CCTV dan data lainnya, kami menemukan bahwa individu tersebut bukan dari Bea Cukai," ungkapnya.

Hasil Penyelidikan

Dalam menindaklanjuti laporan ini, Purbaya mengungkapkan bahwa tim dari Kemenkeu telah mengunjungi lokasi terkait dan memeriksa situasi di tempat tersebut. "Kami sudah mendatangi Starbucks untuk memastikan dan ternyata tidak ada hubungan dengan pegawai Bea Cukai. Kami melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap informasi yang beredar," tambahnya.

Purbaya mengaku menerima laporan tersebut karena banyaknya keluhan masyarakat yang menganggap keberadaan pegawai dengan seragam di tempat umum seperti itu dapat memberi pandangan negatif terhadap institusi. Ia menegaskan pentingnya menjaga citra positif Kementerian Keuangan di mata publik, terutama dalam konteks pelayanan publik.

Peringatan Keras bagi Pegawai

Menanggapi situasi ini, Purbaya juga mengingatkan pegawai Bea Cukai untuk tidak melakukan aktivitas serupa. Ia menegaskan kepada eks Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, untuk menindaklanjuti masalah ini. Purbaya bahkan tidak segan-segan memberikan ancaman pemecatan kepada pegawai yang masih terlibat dalam kegiatan yang dapat merusak reputasi tersebut. "Kalau ada lagi yang melanggar, saya tidak akan ragu untuk pecat mereka," tegasnya, dengan nada serius.

Dalam pernyataannya, ia juga menekankan rasa tanggung jawab pegawai publik untuk menjaga integritas dan melayani masyarakat dengan baik. "Nongkrong di Starbucks dengan seragam jelas bukan kegiatan yang pantas dilakukan oleh seorang pegawai Bea Cukai," imbuhnya.

Aspek Kritis Sosial dan Kinerja Pegawai

Kasus ini juga menyoroti tantangan lebih besar yang dihadapi Kementerian Keuangan dalam menciptakan citra positif di masyarakat. Purbaya menyampaikan perlunya evaluasi dan pengawasan yang ketat terhadap perilaku pegawai, terutama dalam konteks interaksi mereka di khalayak umum. Kemenkeu, sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi keuangan negara, dituntut untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Sebelum laporan ini, Purbaya juga pernah melontarkan kritik terhadap oknum pegawai pajak yang melakukan tindakan tidak etis. Ini menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan berkomitmen untuk melakukan pembersihan internal dan penegakan disiplin yang lebih ketat terhadap pegawai yang melanggar.

Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas

Tindakan Purbaya dalam menangani laporan masyarakat ini mencerminkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam institusi publik. Masyarakat diharapkan bisa lebih aktif dalam melaporkan perilaku pegawai yang kurang pantas, sehingga Kemenkeu bisa mengambil langkah yang tepat dan cepat. Pengawasan yang lebih tinggi bukan hanya untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga untuk memastikan pelayanan publik yang lebih baik.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kementerian Keuangan berharap dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat dan membangun kepercayaan publik yang semakin kokoh. Pengawasan publik menjadi salah satu kunci untuk menciptakan institusi pemerintahan yang bersih dan efektif.

Source: finance.detik.com

Exit mobile version