The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga: Ini Alasannya dan Dampaknya

Vice President Infovesta, Wawan Hendrayana, memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga dalam rapat kebijakan yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025. Prediksi ini didasarkan pada kondisi terkini pasar tenaga kerja dan inflasi di Amerika Serikat yang masih berada di luar target.

Dalam pernyataannya dalam program Market Buzz di IDXChannel, Wawan mengungkapkan bahwa The Fed memiliki dua mandat utama: menjaga stabilitas harga dan mencapai tingkat maksimum lapangan kerja. Saat ini, penguatan data tenaga kerja di AS menjadi faktor utama yang bisa mempengaruhi keputusan The Fed mengenai suku bunga.

Kondisi Tenaga Kerja

Sementara itu, data terbaru menunjukkan adanya stagnasi dalam sektor tenaga kerja. Tingkat pengangguran di Amerika Serikat meningkat menjadi 4,3 persen pada Agustus 2025, naik dari 4,2 persen pada bulan sebelumnya. Meskipun demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami sedikit peningkatan, dari 62,2 persen menjadi 62,3 persen.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit perbaikan, tantangan di pasar tenaga kerja masih cukup signifikan. Hal ini menambah kompleksitas bagi The Fed dalam mengambil keputusan mengenai suku bunga.

Inflasi Masih Tinggi

Dari sisi inflasi, angka terkini menunjukkan bahwa inflasi di AS tercatat 2,9 persen pada Agustus 2025, naik dari 2,7 persen pada Juli. Meskipun inflasi mengalami kenaikan, angka ini tetap di atas target yang ditetapkan The Fed, yaitu 2 persen. Oleh karena itu, dengan inflasi yang belum terpantau mengecil, The Fed tampaknya masih akan mempertimbangkan untuk tidak menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Walaupun ekspektasi investor bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya satu kali tahun ini cukup besar, kemungkinan untuk menahan suku bunga tetap sangat mungkin," ujar Wawan.

Proyeksi Suku Bunga di Masa Depan

Menurut Wawan, peluang untuk memotong suku bunga lebih besar akan muncul pada tahun 2026. Ia memperkirakan bahwa suku bunga acuan di AS akan berada di kisaran 3 persen pada tahun depan, memberikan ruang bagi The Fed untuk melakukan penurunan sekitar dua atau tiga kali lagi dari posisi saat ini yaitu 4,25 persen.

Hal ini menandakan bahwa para investor harus memperhatikan dengan seksama kebijakan yang diambil oleh The Fed, yang akan menjadi sentimen dominan di pasar keuangan.

Dampak terhadap Pasar

Wawan menyampaikan bahwa keputusan untuk menahan penurunan suku bunga bisa menjadi katalis negatif bagi pasar. Di sisi lain, jika The Fed akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal tersebut dapat memberikan sentimen positif bagi pasar.

"Investor perlu tetap waspada terhadap kebijakan moneter The Fed ke depan, karena ini akan sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi dan kondisi pasar secara keseluruhan," tutup Wawan.

Melihat semua faktor ini, jelas bahwa keputusan The Fed pada rapat mendatang akan menjadi titik penting bagi perekonomian AS dan juga pasar global. Penjagaan terhadap inflasi dan pemulihan pasar tenaga kerja menjadi kunci penting dalam mempertahankan stabilitas ekonomi di masa depan.

Source: economy.okezone.com

Exit mobile version